BERLIN (Arrahmah.com) – Jerman pada Senin (10/2/2020) mengecam keras atas pemboman udara dan serangan darat yang dilancarkan oleh rezim Suriah di Idlib, provinsi barat laut yang menjadi zona de-eskalasi militer.
Dalam konferensi pers di Berlin, wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Rainer Breul menyatakan keprihatinan yang teramat dalam atas situasi yang memnas di Idlib.
“Kami mengutuk dengan keras serangan militer rezim, dan menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata,” katanya, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Breul mendesak semua pihak yang berkonflik untuk berkontribusi pada eskalasi, dan menyatakan harapan bahwa pembicaraan baru-baru ini antara Turki dan Rusia dapat membantu meredakan konflik.
Dia juga menggarisbawahi tanggung jawab khusus Rusia sebagai salah satu pendukung utama rezim Asad.
Serangan militer rezim baru-baru ini di Idlib telah menyebabkan kekhawatiran atas meningkatnya krisis kemanusiaan dan masuknya pengungsi Suriah ke Turki dan Eropa.
Terletak di barat laut Suriah, provinsi ini telah menjadi kubu oposisi dan kelompok bersenjata anti-rezim sejak dimulainya perang pada 2011.
Idlib saat ini merupakan tempat tinggal bagi sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu yang terlantar akibat serangan demi serangan yang dilakukan pasukan rezim di seluruh negeri selama beberapa tahun terakhir.
Pada Senin (10/2), setidaknya lima tentara Turki syahid dan beberapa lainnya terluka dalam serangan pasukan rezim Asad terhadap pasukan yang ditempatkan di Idlib untuk memantau gencatan senjata dan memerangi kelompok-kelompok teroris.
Ankara mengatakan pihaknya akan segera melakukan pembalasan dengan menargetkan pos-pos militer milik rezim.
Turki dan Rusia sepakat pada September 2018 untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Tetapi lebih dari 1.800 warga sipil tewas akibat serangan yang dilakukan oleh rezim dan pasukan Rusia sejak saat itu.
Hampir 1,5 juta warga Suriah telah mengungsi menuju perbatasan Turki karena serangan hebat dalam beberapa bulan terakhir. (rafa/arrahmah.com)