BERLIN (Arrahmah.com) – Pemerintah dan anggota parlemen oposisi Jerman mendesak Cina pada Kamis (8/11/2018) untuk mengakhiri kebijakan represif terhadap Muslim Uighur di barat laut Xinjiang.
Partai Hijau menuduh pemerintah Cina melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat, memaksakan indoktrinasi politik dan pengawasan besar-besaran di wilayah tersebut.
“Diperkirakan satu juta orang telah ditahan sewenang-wenang di kamp-kamp interniran di wilayah Xinjiang barat laut Cina,” kata anggota parlemen dari Partai Hijau, Margarete Bause, dalam debat parlemen tentang situasi hak asasi manusia di Xinjiang.
Dia mengkritik keras pihak berwenang atas tindakan keras mereka terhadap kebebasan beragama.
“Beribadah dilarang, masjid dihancurkan. Tujuan dari semua tindakan ini adalah untuk secara sistematis menghilangkan budaya dan identitas minoritas Muslim di Xinjiang,” lanjutnya.
Stefan Liebich dari oposisi Partai Kiri mengatakan penahanan sekitar satu juta orang di kamp interniran di Xinjiang “tidak dapat diterima”.
Meski demikian, Liebich membenarkan kekhawatiran Cina atas stabilitas dan ancaman terorisme, dua jargon andalan dunia yang selalu ditujukan pada Islam dan Muslim.
“Tapi ini tidak bisa membenarkan pengawasan massal, mata-mata, kamp interniran dan penyiksaan,” tegasnya.
Michael Brand, anggota parlemen senior dari Persatuan Kristen Demokrat milik Kanselir Angela Merkel, berjanji bahwa pemerintah akan terus meningkatkan masalah hak asasi manusia dalam pembicaraan dengan para pejabat Cina.
“Dengan dalih perang melawan terorisme, penindasan brutal dan pelanggaran hak asasi manusia terus berlanjut di Xinjiang,” katanya.
Merek mengkritik pemerintah Cina karena mengklaim bahwa kamp interniran sebenarnya adalah “pusat pendidikan kejuruan” dan menekankan bahwa penjelasan semacam itu jauh dari masuk akal.
Mitra koalisi Kanselir Merkel, Partai Sosial Demokrat (SPD) mendukung seruan terhadap Cina untuk menutup kamp-kamp itu.
“Ketika kami membaca laporan Human Rights Watch, kami mendapat kesan bahwa Xinjiang telah menjadi penjara terbuka,” kata anggota parlemen SPD Frank Schwabe.
“Kami ingin transparansi penuh. Kami ingin semua badan PBB memperoleh akses untuk dapat mengunjungi Xinjiang. Kami menyerukan kepada Cina untuk menutup kamp-kamp ini,” tambahnya. (Althaf/arrahmah.com)