JERMAN (Arrahmah.com) – Meski krisis ekonomi parah tengah melanda ekonomi teratas Eropa, Jerman, namun Bundestag, parlemen Jerman, telah memutuskan akan memperpanjang kehadiran militer negara itu dalam perang di Afghanistan untuk satu tahun lagi, meskipun meningkatkan penentangan dari sebagian masyarakat Jerman, seperti yang dilaporkan presstv.
Voting di Berlin pada hari Kamis (26/1/2012), total 424 anggota parlemen menyetujui perpanjangan misi, sementara 107 menentang dan 38 abstain.
Undang-undang baru yang menyatakan jumlah maksimum dari pasukan Jerman untuk beroperasi di Afghanistan di bawah komando “pimpinan Keamanan Bantuan Internasional (ISAF)” akan ditetapkan pada jumlah 4.900 dari tanggal 1 Februari mendatang, dan 500 pasukan Jerman lainnya akan ditarik pada tahun 2013, dan artinya Jerman harus mengeluarkan biaya lebih lagi untuk perang di Afghanistan, meskipun negaranya diambang kepailitan.
Menurut sebuah jajak pendapat dari publik Jerman yang dirilis bulan Oktober2011 lalu oleh perusahaan riset YouGov atas nama German Press Agency (DPA), 68 persen responden mengatakan mereka menentang kehadiran militer Jerman di Afghanistan. Hanya 23 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka mendukung penyebaran militer dan sembilan persen tidak memiliki opini.
Selain itu, 44,2 persen responden menuntut untuk mempercepat penarikan pasukan.
Dari setipa individu yang disurvei, 42 persen mengatakan bahwa harus belajar dari pengalaman Afghanistan dan mencatat bahwa mereka tidak ingin Angkatan Darat Jerman yang dikirim ke luar negeri di masa depan.
Jerman memiliki kekuatan terbesar ketiga di Afghanistan setelah Amerika Serikat dan Inggris.
Meskipun kehadiran ratusan ribu pasukan Barat di Afghanistan, namun mereka selalu gagal untuk mengalahkan mujahidin Taliban yang menjadi target nomor satu mereka dengan apa yang mereka sebut “perang melawan teror”, dan kehadiran pasukan salibis Barat hanya menyebabkan kerusakan dan korban sipil di Afghanistan.
(siraaj/arrahmah.com)