HOMS (Arrahmah.com) – Sampai hari Senin (8/10/2012), propinsi Homs yang dijuluki ibukota revolusi telah dikepung dan dibombardir oleh militer rezim Suriah selama lebih dari 120 hari penuh. Penduduk sipil muslim yang masih bertahan hidup di propinsi ini menjalani hari-hari mereka dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Bombardir militer dengan tembakan artileri berat, tank, helikopter tempur dan pesawat tempur telah memasuki bulan kelima secara berturut-turut. Selama bombardir massif tak berperi kemanusiaan tersebut, sarana komunikasi, sarana transportasi, sekolah, masjid, dan rumah sakit mengalami kehancuran parah.
Pasar-pasar dan pabrik roti telah banyak yang hancur atau terbakar akibat bombardir. Sembako dan bahan makanan pokok sangat sulit didapatkan. Listrik dan air bersih telah lama hilang akibat fasilitas yang hancur oleh bombardier. Bukan hanya tidak ada obat-obatan, bahkan rumah sakit dan klinik pun hancur. Banyak dokter dan perawat ikut gugur bersama para pasien.
Seorang wartawan situs The Syrian Revolution 2011 pada Senin (8/10/2012) berhasil mengunjungi kota Homs dan mewancarai seorang anak kecil di sebuah pinggir jalan kota Homs yang terkepung. Sang anak menceritakan duka cita dan penderitaan yang mereka alami akibat keganasan pengepungan dan bombardir brutal militer rezim Suriah.
“Listrik telah lama putus dari kami. Air bersih telah lama putus dari kami. Kami melaksanakan puasa Ramadhan satu bulan penuh, tapi tidak sekalipun kami mencicipi daging. Setiap hari kami dibombardir dengan tembakan pesawat, mortar dan rudal. Setiap hari gugur puluhan syuhada’ di tengah kami, “kata sang anak menceritakan pahit getir kehidupan warga muslim di Homs.
Ribuan wanita, anak-anak, orang tua dan warga sipil muslim yang tak berdosa gugur oleh bombardir biadab militer rezim Suriah selama empat bulan terakhir di propinsi Homs. Meski demikian, agen-agen Syiah di seluruh dunia masih juga membuat kampanye palsu dan menyatakan revolusi rakyat Suriah adalah pemberontakan yang dibackingi oleh Barat.
Pihak AS dan Barat sendiri sampai saat ini terus memberi peluang lebar-lebar bagi rezim Nushairiyah Suriah untuk membantai lebih banyak lagi warga sipil muslim Suriah. Mujahidin Islam dan FSA pada akhirnya adalah pihak sebenarnya yang membela dan melindungi nasib warga muslim Suriah.
(muhib almajdi/arrahmah.com)