MESIR (Arrahmah.com) – Penyerang tak dikenal menembak mati seorang jenderal polisi Mesir di jalanan di Semenanjung Sinai, ungkap kementerian dalam negeri, sebagaimana dilansir MEE pada Ahad (20/9/2015).
Jenderal Ahmed Abdel Satar ditembak pada Sabtu (19/9) malam dan dia adalah petugas polisi senior kedua yang tewas dibunuh dalam 3 hari di ibukota provinsi Sinai Utara, El-Arish.
Pada Rabu malam, penyerang membunuh Jenderal Khaled Kamal Osman saat dia memeriksa unit polisi dalam serangan penembaKkan yang diklaim oleh afiliasi Mesir kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di provinsi Sinai.
Pasukan keamanan menekan “pemberontakan” di semenanjung sejak tentara menggulingkan mantan presiden Muhammad Mursi pada tahun 2013.
Kairo mengatakan ratusan polisi dan tentara mereka telah tewas, dengan banyak dari serangan itu diklaim oleh IS.
Kelompok IS mengatakan serangan mereka adalah dalam rangka menanggapi tindakan keras oleh pemerintah sejak penggulingan Mursi.
Kelompok hak asasi global Amnesti International mengatakan tindakan keras telah menghasilkan lebih dari 41.000 penangkapan terhadap pendukung Mursi. Human Rights Watch (HRW) juga menyatakan pemerintah baru melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menghabisi pengunjuk rasa pada bulan Juli dan Agustus. HRW memperkirakan sedikitnya 1.150 orang tewas oleh pasukan keamanan selama dua bulan saja.
Militer melancarkan operasi besar awal bulan ini untuk memburu militan di Sinai dan mengklaim telah menewaskan lebih dari 200. Sebuah jumlah yang belum memungkinkan untuk diverifikasi Akhir pekan lalu, mengingat tentara Mesir juga telah membunuh 12 orang – termasuk delapan wisatawan Meksiko dan pemandu wisata mereka – ketika mengira mereka militan.
Menurut Sky News Arabia, seorang juru bicara militer Mesir mengatakan militer menewaskan 74 militan pada hari Sabtu, hari ke-13 sejak peluncuran operasi, dan menangkap 52 lebih di utara Sinai.
(banan/arrahmah.com)