DUBAI (Arrahmah.com) – Jenderal besar Yaman yang mendukung umum demonstran merupakan sosok yang mirip Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, yang licik dan mengendalikan kekuasaan untuk kepentingannya sendiri, menurut kabel diplomatik AS yang diterbitkan oleh WikiLeaks pada Sabtu (26/3/2011).
Jenderal Ali Mohsen, sosok yang dekat dengan Saleh, memberikan dukungannya terhadap gerakan demonstrasi awal pekan ini dan mengirimkan pasukan untuk melindungi pengunjuk rasa di ibukota San’a, di mana mereka telah berkumpul dalam jumlah puluhan ribu untuk menekan Saleh agar turun dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa.
Namun pada 2005, Thomas Krajeski, yang menjadi duta besar AS di San’a, menggambarkan Mohsen, dalam salah satu memo diplomatik, sebagai seorang komandan militer yang brutal yang memberi peluang pada agenda politik Islam yang lebih radikal.
“Nama Ali Mohsen jadi pembicaraan lirih bagi mayoritas orang Yaman dan dia jarang muncul di depan umum,” tulis Krajeski dalam memo yang diperoleh oleh Reuters. “Ali Mohsen … umumnya dianggap orang paling kuat kedua di Yaman, yang dikenal rupawan.”
Amerika Serikat dan Arab Saudi telah lama mengandalkan Saleh untuk menghentikan al Qaeda. Negara Semenanjung Arab yang miskin ini sudah mengalami konflik berkepanjangan, bahkan sebelum protes yang terinspirasi oleh revolusi Tunisia dan Mesir ini meletus pada Januari.
Setelah pembelotan Mohsen pada 21 Maret, Saleh bereaksi dengan peringatan terhadap sebuah “kudeta” yang akan mengakibatkan perang saudara dan meningkatkan keamanan pribadinya karena takut pada percobaan pembunuhan.
Beberapa hari kemudian, Mohsen menyatakan kepada Reuters bahwa ia tidak punya keinginan untuk merebut kekuasaan atau memegang jabatan, dan bahwa ia ingin menghabiskan sisa hidupnya jauh dari masalah politik dan tuntutan pekerjaan.
Memo diplomatik ini pun menunjukkan bahwa Mohsen merupakan penerus tidak menyenangkan bagi Saleh.
Krajeski, dalam memo diplomatis itu pun menyatakan bahwa Mohsen terlibat dalam bisnis penyelundupan solar, senjata, dan sejumlah komoditas lainnya.
Kemungkinan besar, lanjut Krajeski dalam memo itu, Mohsen akan berusaha mengatur transisi agar ia bisa menjadi pengganti Saleh. (althaf/arrahmah.com)