WASHINGTON (Arrahmah.com) – Jenderal AS yang bertanggung jawab atas operasi Timur Tengah, pada Selasa (5/2/2019), mengatakan dia tidak diajak berkonsultasi oleh Presiden Donald Trump tentang keputusannya untuk menarik pasukan Amerika dari Suriah.
“Saya tidak mengetahui pengumuman khusus itu. Tentu saja kami sadar bahwa ia memiliki keinginan dan niat di masa lalu untuk meninggalkan Suriah,” kata Joseph Votel dalam dengar pendapat di hadapan Komite Layanan Bersenjata Senat.
“Kami tidak, saya tidak diajak berkonsultasi,” tambahnya, setelah ditanyai.
Pada bulan Desember, Trump mengumumkan bahwa semua tentara yang berjumlah 2.000 personil di Suriah akan ditarik dan menyatakan bahwa kelompok teroris Daesh telah dikalahkan.
Banyak orang, termasuk anggota Kabinet Trump sendiri, menentang penarikan itu.
Votel mengatakan dia akan menindaklanjuti perintah itu, namun, tidak memberikan jadwal atau tanggal kapan akan dilakukan, hanya mengatakan penarikan akan diselesaikan semestinya.
Votel mencatat pertarungan melawan Daesh belum berakhir, kendati penarikan pasukan dilakukan.
Komandan itu melanjutkan, meski wilayah kekuasaan Daesh telah berkurang dari 34.000 mil persegi menjadi kurang dari 20 mil persegi, kelompok itu masih mempertahankan para pemimpin, pejuang, fasilitator, dan sumber daya.
“Penting untuk dipahami bahwa meskipun wilayah ini telah direklamasi, perang melawan ISIS dan ekstremis brutal belum berakhir dan misi kami belum berubah,” kata jenderal itu, menggunakan nama lain untuk Daesh.
Pada Senin (4/2), Pentagon menerbitkan laporan yang mengatakan Daesh dapat membuat kebangkitan di wilayah itu tanpa tekanan kontraterorisme internasional. (Althaf/arrahmah.com)