Pernyataan ini bertolak belakang dengan tuduhan pejabat militer dan pemerintah AS lainnya.Jenderal Peter Pace, Kepala Staf Gabungan AS mengatakan pasukan AS yang mengungkap jaringan gerilyawan pemasok bom-bom jalanan, telah menangkapi sejumlah orang Iran sekaligus bahan yang digunakan untuk merakit bom itu.
“Hal ini bukan berarti Pemerintah Iran secara meyakinkan terlibat langsung dalam tindakan ini. Apa yang seharusnya dikatakan adalah, barang-barang yang dibuat Iran telah digunakan di Iraq untuk membunuh tentara-tentara koalisi,” ujar Pace kepada para wartawan di Jakarta.
Pernyataan ini mungkin menimbulkan pertanyaan lagi tentang kebenaran klaim-klaim keterlibatan para pejabat tinggi Iran, khususnya menyusul kesalahan intelijen AS yang dijadikan acuan untuk melakukan invasi Iraq tahun 2003 lalu. Sebelumnya, para intelijen AS menuduh Iraq memiliki senjata pemusnah massal, namun hingga saat ini hal tersebut tidak terbukti.
Tiga pejabat militer senior di Baghdad, Ahad (11/2), mengatakan sejumlah pejabat tinggi Iran bertanggung jawab telah mempersenjatai gerilyawan Syiah di Iraq dengan bom, dan telah menewaskan lebih dari 170 tentara AS dengan serangan mereka.
Ketika ditanya apakah pihak Gedung Putih yakin pasokan senjata itu atas persetujuan pemerintah Iran, juru bicara Gedung Putih Tony Snow menjawab,”Ya.”
Namun, pada Senin (12/2), Iran membantah keterlibatan negara itu dalam aksi kekerasan di Iraq.
“Tuduhan semacam itu tidak bisa didasarkan atau diungkapkan sebagai bukti. Amerika Serikat mempunyai sejarah panjang dalam mengarang bukti. Tuduhan semacam itu tidak bisa diterima,” ujar juru bicara Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Ali Hosseini
wartawan di Teheran.
Sebelumnya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad membantah tuduhan AS bahwa Iran telah mempersenjatai gerilyawan di Iraq. Dia mengatakan, Iran menentang setiap konflik di Iraq.
“Posisi kami atas Iraq sangat jelas. Kami meminta perdamaian, keamanan dan akan bersedih jika melihat orang-orang terbunuh, siapa pun mereka,” ujar Ahmadinejad dalam sebuah wawancara dengan jaringan media ABC. – [ap/sp]