LIBYA (Arrahmah.com) – Abu Anas Al-Libi, tokoh senior Al-Qaeda yang ditangkap oleh pasukan khusus AS di Libya, telah meninggal dunia di sebuah rumah sakit di AS, ungkap salah seorang putranya pada Sabtu (3/1/2015) lalu. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Abdel Mouin mengatakan kepada CNN melalui telepon dari Tripoli bahwa pihak keluarga diberitahu oleh pengacaranya di Amerika Serikat bahwa Abu Anas, yang nama aslinya adalah Nazih Al-Ruqaii, meninggal dunia di rumah sakit hari Jum’at (2/1) malam.
Jenazah Abu Anas baru tiba di rumahnya di Tripoli, Libya, seminggu kemudian pada hari Jum’at (9/1).
“Menurut rencana, jenazah tiba pada Kamis (8/1) siang dan akan dimakamkan pada Jum’at (9/1) pagi. Akan tetapi, masalah pesawat membuat jenazah datang terlambat. Jenazah tiba di bandara pada malam Jum’at, diterbangkan dari Washington,” kata anak Abu Anas, sebagaimana dilansir arabi21.com pada Jum’at (9/1).
Abu Anas dituduh berperan dalam pemboman tahun 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania. Dua pemboman tersebut menewaskan 224 orang, termasuk 12 warga Amerika, dan melukai ribuan lainnya.
Sebuah dokumen yang diajukan di pengadilan pada Sabtu (10/1) oleh Departemen Kehakiman mengatakan Abu Anas meninggal setelah tiba-tiba kesehatan memburuk.
Pada hari Rabu, saat surat itu diajukan, hakim yang memimpin sidang mengatakan, ia “dijemput dari Metropolitan Correctional Center ke sebuah rumah sakit New York akibat komplikasi yang tiba-tiba dialaminya di tengah masalah medis yang sudah lama ia derita.”
Meskipun menjalani perawatan di rumah sakit, katanya, kondisinya tetap memburuk dengan cepat dan ia meninggal pada Jum’at (2/1) malam.
“Kami memahami bahwa, selain pengacaranya, seorang Imam bersama dengan (Abu Anas) di rumah sakit itu dan pengurusan yang tepat sedang disusun dengan keluarganya,” menurut isi surat itu.
Mouin mengatakan kepada CNN bahwa kesehatan ayahnya telah memburuk sejak tentara Angkatan Darat Delta Force AS menangkapnya di depan rumah keluarganya di Tripoli pada Oktober 2013 lalu.
Mouin mengatakan ayahnya, yang menderita hepatitis C, telah berada di rumah sakit dalam keadaan koma sebelum kematiannya. Dia mengatakan ayahnya juga telah menderita kanker hati sejak penangkapannya.
Keluarga menyatakan pemerintah AS “bertanggung jawab penuh” untuk apa yang terjadi padanya, kata Mouin.
Mouin sebelumnya telah mengatakan bahwa keluarga telah mendesak pemerintah AS untuk mengizinkan mereka untuk mengunjungi Abu Anas, namun mereka malah menolaknya.
Abu Anas Al-Libi adalah tokoh senior Al-Qaeda dan termasuk orang dekat Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah saat di Afghanistan. Sebelum bergabung dengan Al-Qaeda, Abu Anas aktif di Kelompok Pejuang Islam Libya.
Abu Anas didakwa pada tahun 2001 oleh pengadilan federal di Distrik Selatan New York dengan tuduhan konspirasi untuk membunuh warga AS, pembunuhan, perusakan bangunan Amerika dan properti pemerintah serta perusakan utilitas pertahanan nasional Amerika Serikat.
Lebih dari satu dekade kemudian, ia ditangkap AS di jalan di depan rumahnya saat ia kembali dengan mobilnya usai shalat subuh.
Ia kemudian ditahan di sebuah kapal Angkatan Laut AS selama beberapa hari – di mana ia diinterogasi oleh anggota tim interogasi tahanan – sebelum dibawa ke New York.
Ketika ia muncul di pengadilan federal di New York, ia mengaku tidak bersalah atas tuduhan “terorisme” yang diajukan terhadapnya dan mengatakan kepada hakim ia tidak memainkan peran dalam serangan tahun 1998.
(banan/arrahmah.com)