MATARAM (Arrahmah.com) – Jenazah Nurdin usia 23 tahun yang ditembak mati Densus 88 Polri Sabtu (20/9/2014) akhirnya dipulangkan kepada pihak keluarganya. Warga Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin (22/9/2014) pagi sekira pukul 09.00 Wita, dipulangkan ke daerah asalnya menggunakan kendaraan pengantar jenazah.
Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Sriyono usai mendampingi keberangkatan jenazah Nurdin, Senin, mengucap syukur atas kelancaran proses autopsi jenazah sehingga jasadnya bisa dipulangkan ke kampung halaman di Kabupaten Dompu.
“Semua berjalan lancar, dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia juga sudah memperbolehkan jenazah korban untuk dipulangkan,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Penyerahan jenazah Nurdin berlangsung sekitar pukul 09.00 Wita, tampak hadir dari pihak kepolisian yakni Kapolda NTB beserta jajarannya dan beberapa perwakilan Mabes Polri ikut menyaksikan keberangkatan jenazah NR.
Jenazah Nurdin dibawa ke kampung halamannya menggunakan kendaraan pengantar jenazah milik Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram. Dalam pemberangkatan itu, adik kandung NR dan ketua rukun tetangganya ikut mendampingi jenazah hingga kediamannya di Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu.
Ketua Rukun Tetangga Nurdin yang tidak ingin disebutkan namanya mengakui bahwa dirinya banyak mendapatkan pelajaran dari peristiwa penembakan seorang warganya tersebut. “NR hanya korban yang terpengaruh, mulai saat ini saya akan melakukan pendekatan penuh dengan warga di kampung agar tidak ada lagi yang ikut terjaring dalam gerakan radikal,” katanya.
Dia sebenarnya tidak menyangka bahwa Nurdin dituduh sebagai teroris yang ada di Indonesia, karena dalam kesehariannya Nurdin dikenal warga sebagai seorang petani di daerahnya.
Nurdin ditembak aparat Densus 88 saat sedang sholat Ashar di rumah orang tuanya dalam operasi brutal penggerebekan di Desa O’o, Kecamatan Dompu, pada Sabtu (20/9/2014) malam.
“Kami sekeluarga sangat terpukul dan tidak terima dengan cara Densus, karena saat itu aku dan suamiku sedang sholat berjamaah di rumah mertuaku. Kami sholat berdua, dan beliau imamnya, namun beberapa saat kemudian Densus langsung masuk dengan menendang pintu rumah dan langsung menembak suamiku yang sedang sholat, kepala pecah dengan otak berserakan serta bagian leher tembus oleh peluru,” ungkap istri almarhum Nurdin.
Almarhum Nurdin adalah adik guru Pondok Pesantren Umar Bin Khatab (UBK) yaitu Alamarhum Firdaus yang telah wafat dua tahun lalu. (azm/arrahmah.com)