KAIRO (Arrahmah.com) – Jenazah-jenazah Muslim berbaris di sebuah Masjid di Kairo, tetapi tidak sedang dalam persiapan untuk dikuburkan.
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)