KAIRO (Arrahmah.id) — Banyaknya jemaah haji yang meninggal membuat Pemerintah Mesir mengumumkan rencana penuntutan terhadap 16 agen perjalanan. Mesir juga akan mencabut izin mereka atas kematian warga Mesir selama melaksanakan haji di Mekkah, lapor African News (23/6/2024).
Setidaknya, 658 jemaah yang meninggal adalah orang Mesir. Setelah pertemuan darurat mengenai kematian jemaah haji, pemerintah Mesir mengatakan tingginya angka kematian di antara jemaah asal Mesir adalah konsekuensi langsung dari beberapa agen perjalanan yang mengabaikan aturan dengan mengirimkan jemaah ‘tidak terdaftar’.
Untuk melakukan ibadah haji, jemaah harus memiliki izin resmi dari Arab Saudi untuk memasuki negara tersebut. Saudi sendiri telah menerapkan sistem kuota setiap tahunnya karena keterbatasan tempat pelaksanaan ibadah.
Kairo berpendapat beberapa agen perjalanan mengirim jemaah ke Arab Saudi dengan visa kunjungan pribadi, bukan visa haji. Visa semacam itu tidak mengizinkan pemegangnya mengakses Makkah.
Untuk menghindari hal tersebut, kata pemerintah Mesir, para jemaah haji tersebut harus berjalan melewati padang pasir menuju Mekkah, agar tidak tertangkap oleh pihak berwenang Saudi. Jika tertangkap tanpa visa yang benar, jemaah berisiko dideportasi.
Jemaah haji yang tidak terdaftar itu tidak mendapatkan manfaat dari fasilitas yang ditawarkan oleh pemerintah Saudi untuk meringankan kesulitan beberapa ibadah, yang sebagian besar dilakukan di luar ruangan di tengah panas terik. Pihak berwenang Mesir juga mengatakan agen-agen perjalanan tersebut tidak menyediakan ‘akomodasi yang sesuai’ kepada para jemaah yang mereka kirim.
Mesir menyebut hal itu menyebabkan ‘kelelahan’ para jemaah karena suhu yang tinggi. Pihak berwenang Mesir menyebut 31 kematian di antara jamaah haji Mesir yang terdaftar, dengan menyebut ‘penyakit kronis’ sebagai penyebab kematian.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, mengatakan sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah jemaah haji yang tidak terdaftar.
“Agen perjalanan yang memfasilitasi perjalanan mereka tidak menawarkan layanan apa pun kepada mereka,” katanya.
Laporan pemerintah mengenai krisis ini awalnya menyebutkan 16 agen perjalanan sebagai pihak yang bertanggung jawab.
“Perdana Menteri telah memerintahkan pencabutan izin perusahaan-perusahaan ini, manajer mereka dirujuk ke jaksa penuntut umum dan pengenaan denda untuk memberi manfaat bagi keluarga jamaah yang meninggal karena mereka,” kata kabinet Mesir.
Sebanyak 1.300 orang jemaah haji meninggal dunia tahun ini. Pemerintah Arab Saudi menyebut hal itu efek dari panas ekstrem.
Pejabat senior Saudi mengatakan pemerintah Saudi telah mengkonfirmasi 577 kematian dalam 2 hari tersibuk ibadah haji: Sabtu (15/6) ketika jamaah berkumpul di Arafah dan Minggu (16/6) ketika jemaah melakukan ritual di Mina.
“Ini terjadi di tengah kondisi cuaca buruk dan suhu yang sangat ekstrem,” kata pejabat tersebut sambil mengakui bahwa jumlah 577 jemaah haji hanya sebagian dan tidak mencakup seluruh jamaah haji yang secara resmi berakhir pada Rabu (19/6).
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan semua umat Islam yang mampu harus menyelesaikannya setidaknya satu kali seumur hidup. Pejabat Saudi sebelumnya mengatakan 1,8 juta jemaah haji ambil bagian tahun ini, jumlah yang sama dengan tahun lalu, dan 1,6 juta datang dari luar negeri.
Haji, yang waktunya ditentukan oleh kalender Hijriah, jatuh lagi tahun ini selama musim panas yang terik di Saudi. Suhu mencapai 51,8 derajat Celcius di Masjidil Haram di Makkah pada hari Senin (17/6). (hanoum/arrahmah.id)