JAKARTA (Arrahmah.id) – Menjelang bulan suci Ramadhan, seruan boikot terhadap produk “Israel” semakin menguat, terutama kurma yang banyak beredar di pasaran. Boikot ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang terus mengalami penindasan akibat agresi “Israel”. Umat Islam diimbau lebih selektif dalam memilih produk agar tidak secara tidak sadar mendukung ekonomi penjajah.
MUI Serukan Boikot Produk “Israel”
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa pada 8 November 2023 yang menganjurkan umat Islam untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan “Israel”. Fatwa ini kembali ditegaskan menjelang Ramadhan, mengingat meningkatnya permintaan kurma di pasaran.
“Kami mengimbau umat Islam untuk lebih selektif dalam memilih produk, terutama kurma. Jangan sampai hasil pembelian kita justru menguntungkan penjajah,” ujar seorang pengurus MUI, dikutip dari laman resmi MUI.
Menurut laporan dari gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), banyak kurma “Israel” berasal dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal. Perkebunan kurma ini juga menggunakan sumber daya alam Palestina, seperti air dan lahan subur, yang seharusnya menjadi hak rakyat Palestina.
Daftar Merek Kurma “Israel” yang Wajib Diboikot
Menurut data dari aplikasi Boycat, BDS, serta laporan yang dihimpun oleh Kompas TV dan Katadata, berikut adalah beberapa merek kurma yang berhubungan dengan “Israel” dan direkomendasikan untuk diboikot:
- Jordan River
- Jordan Valley
- King Solomon
- Hadiklaim
- Carmel Agrexco
- Medjool Plus
- Desert Diamond
- Bomaja
- Shams
- Mehadrin
- Star Dates
- Dates Medjoul
- Bon Bon
- Delilah
- Urban Platter
- Sincerely Nuts
- Edeka
- Anna and Sarah
- Galilee
- Ventura
- Nava Fresh
- Food to Live
- Red Sea
- Shah Co
- King of Dates
- Karsten Farms
- La Palma
- Tamara Barhi
- Fancy Medjoul
- Premium Medjoul
- Kalahari
- Royal Treasure
- Waitrose
Beberapa dari merek ini telah ditemukan beredar di Indonesia dan dikemas ulang dengan label berbeda agar sulit dikenali. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk selalu memeriksa label dan asal produk sebelum membeli.
Cara Mengenali Kurma “Israel”
Agar tidak salah membeli, berikut beberapa cara mengenali kurma dari “Israel”, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera dan Middle East Monitor:
- Periksa label produk. Kurma dari “Israel” biasanya mencantumkan keterangan “Made in Israel” atau “Product of Israel”.
- Cek kode bar. Produk dari “Israel” umumnya memiliki kode awal 729.
- Kenali jenis kurma. Kurma Medjool dan Deglet Noor sering kali berasal dari perkebunan di wilayah pendudukan.
- Hindari harga yang terlalu murah. Kurma dari “Israel” sering kali dijual lebih murah karena disubsidi pemerintah mereka.
- Perhatikan kemasan dan distributor. Beberapa kurma “Israel” dikemas ulang di negara lain, sehingga perlu lebih teliti dalam mengecek informasi pada kemasan.
Dampak Boikot terhadap Industri Kurma “Israel”
Aksi boikot yang dilakukan oleh umat Islam dan masyarakat dunia telah memberikan dampak signifikan terhadap industri pertanian “Israel”. Menurut laporan media Haaretz, penjualan kurma “Israel” di Eropa mengalami penurunan drastis menjelang Ramadhan. Beberapa eksportir bahkan mengaku kesulitan menembus pasar global akibat meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kejahatan “Israel” di Palestina.
“Kami merasakan dampaknya secara langsung. Banyak negara mulai menolak produk kami,” ungkap seorang eksportir kurma “Israel” dalam laporan tersebut.
Alternatif Kurma dari Negara Lain
Sebagai gantinya, umat Islam disarankan untuk membeli kurma dari negara-negara yang tidak berafiliasi dengan “Israel”, seperti:
- Kurma Ajwa, Sukkari, dan Safawi dari Arab Saudi
- Kurma Deglet Noor dari Tunisia atau Aljazair
- Kurma Medjool dari Yordania atau Palestina
- Kurma Mesir dan Iran yang juga berkualitas tinggi
Kesimpulan
Dengan memilih kurma dari negara-negara yang tidak mendukung penjajahan, umat Islam tidak hanya mendapatkan produk yang lebih berkah tetapi juga turut serta dalam perjuangan membela rakyat Palestina. Mari jadikan Ramadhan tahun ini sebagai momentum untuk lebih peduli dan berkontribusi dalam perjuangan melawan ketidakadilan.
(Samirmusa/arrahmah.id)