ANKARA (Arrahmah.com) – Turki pada Jum’at (31/8/2018) secara resmi menetapkan aliansi Mujahidin Suriah, Hai’ah Tahrir Syam (HTS) sebagai organisasi “teroris”, menjelang operasi besar yang akan dilancarkan oleh rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad di provinsi Idlib, provinsi yang sebagian besar wilayahnya dikendalikan oleh HTS.
Pasukan rezim Asad telah berkumpul dalam beberapa hari terakhir di sekitar Idlib, dekat perbatasan Turki dan terlihat siap untuk meluncurkan pertempuran besar, lansir Zaman Alwasl.
Turki, yang sebelumnya menunjuk kelompok Jihad Jabhah Nushrah sebagai kelompok “teror”, memperbarui daftar mereka dan memasukkan HTS ke daftar yang baru.
HTS didominasi oleh faksi Jabhah Fath Syam yang sebelumnya dikenal dengan Jabhah Nushrah. Saat ini HTS merupakan salah satu faksi bersenjata yang paling kuat di Idlib.
Negosiasi yang intensif telah berlangsung selama berminggu-minggu antara para pendukung rezim Asad dan Turki. Tidak jelas apakah keputusan Turki untuk memasukkan HTS ke dalam kelompok “teror” sebagai lampu hijau dari Ankara untuk kemungkinan operasi rezim Asad yang didukung Rusia ke Idlib.
Turki sendiri mengklaim bahwa mereka berupaya untuk membawa “perdamaian” ke Suriah. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah memperingatkan Rusia bahwa solusi militer di Idlib akan menyebabkan bencana dan memicu masuknya pengungsi baru di perbatasannya.
Turki memiliki 12 pos pengamatan militer di Idlib yang diklaim bertujuan untuk memantau zona dan media “de-eskalasi”. (haninmazaya/arrahmah.com)