TOKYO (Arrahmah.com) – Bagi ribuan atlet, pejabat, dan supporter Muslim yang tiba di Tokyo untuk berpartisipasi dalam Olimpiade tahun ini, mungkin akan kesulitan untuk menemukan tempat yang tepat untuk melaksanakan shalat.
Namun, pemerintah Jepang telah menyiapkan solusi berupa Masjid bergerak yang akan diparkir di jalan-jalan kota Tokyo.
Pada saat Olimpiade dimulai pada bulan Juli mendatang, akan ada masjid di desa atlet yang sedang dibangun. Namun, di beberapa tempat yang lain mungkin tidak memiliki ruang khusus untuk shalat.
Ada juga kelangkaan ruang shalat di hotel-hotel dan tempat-tempat umum di seluruh ibu kota Jepang.
Di sinilah Masjid bergerak mengambil perannya, Masjid tersebut merupakan truk yang telah dimodifikasi bagian belakangnya sehingga dapat diperlebar dalam hitungan detik menjadi ruang shalat lengkap dengan keran air untuk berwudhu seluas 48 meter persegi yang.
Organisasi Yasu, yang berada di balik proyek Masjid Bergerak, berencana memasang truk di luar venue selama Olimpiade yang berlangsung mulai 24 Juli hingga 9 Agustus.
CEO organisasi itu, Yasuharu Inoue, berharap para atlet dan supporter Muslim akan dimudahkan untuk melaksanakan shalat dengan adanya truk tersebut.
“Saya ingin para atlet untuk bersaing dengan motivasi terbaik mereka dan bagi para penonton untuk bersorak dengan motivasi terbaik mereka juga. Itulah sebabnya saya membuat ini,” kata Inoue, menunjuk ke truk putih yang diparkir di sebelah Menara Tokyo pada Rabu (5/2/2020).
“Saya berharap ini membawa kesadaran bahwa ada banyak orang yang berbeda di dunia ini dan untuk mempromosikan Olimpiade dan Paralimpiade damai yang tidak diskriminatif,” katanya, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Panitia Oplimpiade Tokyo 2020 mengatakan pada hari yang sama bahwa mereka melihat berbagai solusi untuk menyediakan fasilitas yang sesuai untuk semua kelompok agama.
“Panitia sedang menyiapkan daftar pusat agama atau agama yang dapat dihubungi atau dikunjungi jika diminta oleh atlet dan supporter selama Pertandingan,” terang panitia Olimpiade Tokyo 2020 kepada Reuters melalui email.
“Di venue Olimpiade, ruang doa multi-agama untuk atlet dan penonton sedang dipertimbangkan dalam perencanaan operasi venue,” kata mereka.
Menurut penyelidikan oleh Universitas Waseda, ada 105 masjid di Jepang pada akhir tahun 2018. Tetapi jumlah ini tersebar di seluruh negeri dan sebagian besar masjid ini berukuran kecil dan berada di pinggiran Tokyo, mungkin sulit bagi umat Islam yang perlu shalat lima kali dalam sehari.
Inoue mengatakan dia sudah berbicara dengan beberapa komite Olimpiade, termasuk yang paling baru di Indonesia, mengenai solusi yang akan membantu atlet mereka.
Topan Rizki Utraden, warga Indonesia yang telah tinggal di Jepang selama 12 tahun, mendatangi Masjid Bergerak untuk pertama kalinya bersama putrinya.
Dia mengatakan mungkin sulit untuk menemukan tempat yang tenang untuk melaksanakan shalat di Jepang, khususnya di luar Tokyo. “Sangat sulit untuk menemukan masjid di dekat tempat Anda,” kata Utraden.
“Jika Anda berada di kota tidak ada masalah tetapi jika Anda melakukan perjalanan di luar Tokyo itu sulit,” katanya. (rafa/arrahmah.com)