XINJIANG (Arrahmah.id) — Ribuan foto dan dokumen terkait penindasan muslim Uighur di kamp interniran Xinjiang bocor. Foto dan dokumen itu diperoleh akademisi Adrian Zenz dari sumber anonim yang berhasil meretas database resmi di Xinjiang.
Dilansir Al Jazeera (24/5/2022), pengirim meminta Kenz agar data itu dapat disampaikan pada Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet yang akan melakukan kunjungan ke Xinjiang Selasa (24/5).
Dalam dokumen yang bocor, menurut sejumlah aktivis HAM, nampak bukti nyata yang menunjukkan para pemimpin tinggi di Beijing termasuk Presiden Xi Jinping terlibat dalam perlakuan keras terhadap muslim Uighur.
Termasuk di dalamnya pidato tahun 2017 Chen Quanguo, mantan sekretaris Partai Komunis di Xinjiang, yang memerintahkan penjaga untuk menembak siapa saja yangmencoba melarikan diri dan menyerukan pejabat di wilayah tersebut untuk melakukan kontrol tegas terhadap muslim.
Dalam pidato Menteri keamanan publik Zhao Kezhi tahun 2018 pun terbukti dia menyebutkan perintah langsung dari Xi untuk meningkatkan kapasitas fasilitas penahanan.
Dokumen itu juga mengungkap lebih dari 2.800 foto polisi yang menjaga penjara-penjara di Xinjiang termasuk foto dua remaja Zeytunigul Ablehet (17) dan Bilal Qasim (16) yang dihukum karena mendengarkan pidato ilegal.
Menurut Zenz, file-file tersebut sebagian telah diverifikasi oleh beberapa organisasi berita termasuk BBC dan Le Monde.
Amerika Serikat (AS) menyatakan prihatin atas bukti baru yang terungkapke publik itu.
“Kami terkejut dengan laporan dan gambar yang menggelegar itu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan.
“Sulit dipahami apabila upaya sistemik seperti menindas, menahan, melakukan kampanye genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan tidak mendapat persetujuan dari tingkat tertinggi pemerintah Cina,” katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyebut dokumen yang baru bocor itu sangat mengejutkan. Dia mendesak Cina untuk memberikan Bachelet akses penuh dan tidak terbatas agar dapat menilai secara menyeluruh fakta di lapangan.
Namun Juru bicara Cina Wang Wenbin menolak dokumen itu dan menuduhnya sebagai upaya pihak yang anti rezim yang ingin mencoreng nama Cina.
“Sangat memalukan bagi BBC yang membawa cerita palsu tentang kamp interniran. Menyedihkan bagi media, yang mau bersekongkol dengan pembuat rumor terkenal untuk menyebarkan disinformasi tentang Xinjiang,” tambah duta besar Cina untuk Inggris, Zheng Zeguang. (hanoum/arrahmah.id)