AMMAN (Arrahmah.com) – Pihak berwenang Yordania pada Senin (9/6/2014) menetapkan untuk membebaskan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi di tengah serangkaian ancaman kematian yang dia terima yang dilaporkan berasal dari kelompok jihad lain.
Menurut pengacara pembela Majed Al-Leftawi, pihak berwenang menetapkan untuk membebaskan Syaikh Al-Maqdisi pada Ahad (15/6) setelah tengah malam. Dia akan dibebaskan setelah ulama dan tokoh Al-Qaeda kelahiran Yordan ini menjalankan “hukuman” lima tahun penjara atas tuduhan “terorisme”.
Menurut Leftawi, pihak berwenang tidak akan bisa menahan Syaikh Al-Maqdisi, yang menjadi salah seorang tokoh paling menonjol di Al-Qaeda dan mentor pemimpin Al-Qaeda di Irak Abu Musab Az-Zarqawi (telah syahid, in syaa Allah) ini setelah Ahad (15/6), karena tidak ada lagi kasus yang tertunda terhadap dirinya.
“Tidak ada kasus baru atau kasus-kasus yang tertunda terhadap Abu Muhammad Al-Maqdisi, jadi secara sah dan konstitusional, pihak berwenang tidak bisa menunda pembebasannya,” kata Leftawi kepada Jordan Times.
Sebelumnya, sumber pengadilan di Mahkamah Keamanan Negara – yang menjatuhi hukuman lima tahun penjara terhadap Syaikh Al-Maqdisi pada tahun 2009 dengan tuduhan merekrut dan menyediakan dana bagi para pejuang jihad dan Taliban di Afghanistan – menyampaikan merencanakan penunandaan atas pembebasannya.
Mendekati hari pembebasannya, Syaikh Al-Maqdisi telah dilaporkan menerima puluhan ancaman kematian dari pihak yang mengklaim diri mereka sebagai para pendukung Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and Sham (ISIS) dalam menanggapi pernyataan-pernyataan kritisnya baru-baru ini.
Menurut sumber Salafi Yordania, keluarga Syaikh Al-Maqdisi telah menerima serangkaian pesan yang mengancam kehidupan ulama jihad itu, yang isinya menuduh Syaikh sebagai “seorang agen Zionis dan tentara salib Barat untuk menghancurkan proyek daulah Islam dan mencegah munculnya kekhalifahan.”
Ancaman-ancaman tersebut dikabarkan berasal dari jihadis Yordania yang mendukung ISIS di tengah keretakan yang berkembang dengan Al-Qaeda. Sejumlah sumber menyampaikan bahwa ancaman-ancaman itu bahkan juga sampai kepada Syaikh Al-Maqdisi di penjara.
Menanggapi ancaman yang diklaim sebagai upaya untuk memindahkan perang saudara mujahidin Suriah ke Yordania ini, anggota gerakan pemuda muslim Yordania telah membentuk “komite populer” yang didedikasikan untuk perlindungan terhadap Syaikh Al-Maqdisi dan ulama senior lainnya dari serangan-serangan potensial.
“Ada bahaya nyata bahwa baik Daulah Islam, atau agen atau layanan intelijen yang bertindak atas nama Daulah Islam akan berusaha untuk menyerang para pemimpin kita dan menyalakan percikan perang saudara,” kata seorang anggota terkemuka dari gerakan Salafi, yang menolak disebutkan namanya, untuk keamanan.
Pada bulan Mei, sekelompok orang tak dikenal menyerang dan melukai ulama terkemuka Syaikh Aiman Balawi, seorang pendukung Jabhah Nushrah dan seorang murid Syaikh Al-Maqdisi, di luar sebuah masjid di Amman. Para penyerang meneriakkan slogan-slogan pro-ISIS, menurut sumber-sumber Islam dan para saksi.
Ancaman-ancaman tersebut disinyalir datang setelah pernyataan yang dibuat oleh Syaikh Al-Maqdisi pekan lalu yang mengungkapkan mengenai kepemimpinan ISIS.
“Kami menunggu dan bersabar untuk jangka waktu yang lama dengan harapan bahwa apa yang disebut sebagai ISIS akan kembali kepada kebenaran dan mendengarkan Syaikh-Syaikh mereka – sayangnya mereka memutar dan berbalik, dan banyak berbohong – dan telah menunjukkan sifat sejati mereka,” kata Syaikh Al-Maqdisi dari penjara dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Al-Jazeera. Dia dan sejumlah tokoh telah mengkonfirmasi keotentikan pernyataan itu dan bahwa pernyataan itu tidak dibuat di bawah paksaan.
Sebelumnya pada bulan Mei, Syaikh Al-Maqdisi menyatakan bahwa ISIS telah menyimpang dari ajaran jihad, mendesak semua pejuang ISIS untuk membelot dan bergabung dengan barisan Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah.
“Kami menyatakan bahwa Daulah Islam Irak dan Syam telah menyimpang dari kebenaran, menyesatkan mujahidin dan telah terlibat dalam penumpahan darah orang-orang beriman … kami menyeru kepada anggota Daulah Islam untuk membelot dan bergabung dengan Jabhah Nushrah dan kepemimpinannya,” kata Syaikh Al-Maqdisi, bangkit dari kegagalan beberapa inisiatifnya untuk mengakhiri pertikaian antara ISIS dan kelompok-kelompok jihad lainnya.
(aliakram/arrahmah.com)