LONDON (Arrahmah.com) – Sebuah penelitian yang dilakukan National Literacy Trust yang berpusat di Inggris mengungkapkan mayoritas anak sekolah di Inggris lebih memilih melakukan kegiatan dengan telepon seluler atau komputer dibandingkan membaca buku.
Anak-anak lebih memilih membaca melalui perangkat teknologi, seperti sms, email, dan pesan dalam jejaring sosial. Ironinya buku digital menjadi pilihan paling tidak populer untuk anak-anak. Dalam riset ini terungkap anak-anak mulai meninggalkan kebiasaan membaca saat lulus dari bangku sekolah dasar (SD).
Hasilpenelitian mengungkapkan adanya penurunan tajam kegiatan membaca buku hingga sepuluh kali lipat pada anak berumur 8 hingga 17 tahun bila dibandingkan saat mereka berada di sekolah dasar.
Survei yang melibatkan 18 ribu anak sekolah di Inggris ini juga menunjukkan 13 persen anak tidak selesai membaca satu buku pun sejak satu bulan belakangan dan kurang dari 50 persen anak usia 8 sampai 17 tahun membaca sebuah novel setiap bulan.
Terkait hal tersebut, Direktur National Literacy Trust, Jonathan Douglas, mengingatkan mereka yang kurang membaca pada usia kanak-kanak berpotensi mengalami masalah literasi ketika dewasa.
“Kami khawatir kalau nantinya ada satu dari enam orang dewasa yang memiliki hambatan literasi, yang terparah adalah mereka membaca pada level anak umur sebelas tahun,” ujarnya seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (22/8/2011).
Karen aitu ia menyarankan agar anak-anak segera dibantu dengan mulai membatasi dan mengontrol kegiatan online mereka seperti jejaring sosial dan game, serta memberikan bahan bacaan yang menarik, sehingga mereka mulai membaca dan mencintai buku.
Kalau di Inggris yang minat baca masyarakatnya tergolong tinggi saja dampak ‘dunia online’ menurunkan minat baca, bagaimana dengan di Indonesia? (TI/arrahmah.com)