Apakah Anda mengenal Anak Benua India? Jika belum, mari kita cermati sepenggalan sejarah Islam di Anak Benua India secara terperinci, mulai dari masa pra-Islam hingga perkembangannya yang terkini. Dalam kesempatan ini, Tim Arrahmah melanjutkan pemaparan sebelumnya yang berakhir pada Dinasti Al-Ghawri, sebagaimana disarikan dari buku Negara-Negara Akhir Zaman karya Abu Fatiah Al-Adnani. Semoga bermanfaat. Bismillah.
Melemah dan runtuhnya dinasti Al-Ghawri di India tidak berarti terjadinya kejatuhan pemerintahan Islam. Panglima Quthbuddin Aibek dengan segera menyelamatkan bendera Islam dan menegakkan sebuah kesultanan Islam dengan Delhi sebagai ibukotanya.
MASA PEMERINTAHAN KESULTANAN DELHI ISLAM
1. Kesultanan Mamluk (602-686 H/1206-1287 M)
Setelah Aibek meninggal, panglima Syamsuddin Iltamisy naik menggantikan posisinya (1211-1236 M). Ia adalah penguasa Mamluk yang paling terkemuka. Kekuasaan setelahnya dipegang oleh Bulban (1266-1287 M), Sultan besar yang kekuasaannya diakui oleh seluruh raja Hindu dan Budha di India. Para penguasa kesultanan Delhi ini adalah para panglima yang tangguh. Mereka adalah para mantan budak yang berasal dari Turki, Afghanistan, dan Asia Tengah. Kekuasaan Mamluk berakhir dengan pindahnya kekuasaan mereka kepada keluarga al-Khaliji.
2. Pemerintahan al-Khalijiyah (689-720 H/ 1290-1320 M)
Pendiri pemerintahan ini adalah Jalaluddin Fairuz Syah. Awalnya ia adalah wakil Mamluk. Pemerintahan ini telah menguasai wilayah Islam yang cukup luas di India yang meliputi Dekan, Bangladesh, Jaitur, dan Gujarat. Jalaluddin digantikan oleh saudaranya ‘Alauddin Muhammad Syah, ia adalah Sultan paling terkemuka pemerintahan ini.
Pada masa kekuasaannya, tentara Mongolia keturunan Jengish Khan menyerbu India sebanyak dua kali. Pertama, tahun 1297 M dalam pertempuran di Punjab, Sultan ‘Alaudin berhasil menghancurkan 100.000 pasukan Mongolia. Kedua, tahun 1305 M, di ibukota Delhi, Sultan ‘Alaudin menghancurkan pasukan Mongolia melebihi kehancuran sebelumnya.
Pada masanya, ia berhasil menaklukkan Bophal, Mahrata (Bombay sekarang), Gujarat, Chitur, Dekan, Talingana, dan Maisur. Chitur dan Dekan adalah dua kerajaan terkuat di India yang tidak mampu ditaklukkan oleh Sultan Mahmud Al-Ghaznawi, Muhammad Al-Ghawri maupun Alexander Macedonia.
Akibat kesuksesannya menaklukkan dua kerajaan besar ini, Sultan Alauddin digelari Iskandar II. Setelah kematiannya, timbul perselisihan di antara anak-anaknya. Sehingga, pemerintahan terpecah-belah, dan akhirnya dikuasai oleh Tagluk.
3. Pemerintahan at-Taghlukiyah (720-815 H/ 1320-1412 M)
Pemerintahan ini berdiri di tangan Ghiyatsuddin Taghluk yang berasal dari Turki. Dahulunya ia adalah pemimpin pasukan sehingga diberi julukan ‘al-Ghazi’ karena banyaknya kemenangan yang diperolehnya atas Mongolia. Anaknya, Muhammad mengalahkannya dan menduduki kekuasaan.
Penguasa paling terkemuka dari pemerintahan ini adalah Fairuz Syah yang berkuasa selama 40 tahun. Setelah masanya India digoncang berbagai perselisihan. Pada akhir kekuasaan mereka, yaitu tahun 1398 M, Timurlank memusnahkan negeri India, hingga sampai ke Delhi, lalu dengan cepat ia beranjak meninggalkannya. Ketika ditinggalkan Timurlank, pemerintahan telah berada dalam keadaan rusak dan hancur serta timbul berbagai perselisihan, hingga berdirinya pemerintahan Khadrakhaniyah.
4. Pemerintahan as-Sadat (al-Khadrakhaniyah) (817-47 H/ 1414-143 M)
Merupakan pemerintahan yang berumur pendek dan memiliki kekuasaan yang terbatas, di mana pada fase ini sebagian besar wilayah telah memisahkan diri. Pemerintahan ini telah dimulai oleh Sultan Sayyid Khadra Khan yang telah menyerbu ke India, dan mengklaim bahwa dirinya adalah wakil dari Timurlank. Setelah itu berkuasa anaknya, Sayyid Mubarak.
5. Keluarga al-Ludiyyin (855-932 H/1451-1526 M)
Keluarga ini berkuasa di Lahore, ketika kondisi di Delhi sedang kacau. Bahlul al-Ludi (pendiri keluarga ini) menyerbu ke sana lalu menguasainya. Kemudian kekuasaannya meluas ke selatan dan tengah India. Masa kekuasaannya relatif stabil.
Setelahnya, anaknya Iskandar bin Bahlul berkuasa. Setelah itu anaknya, Ibrahim. Pada masanya negeri ini kacau, Sultan Babur dari dinasti Mongolia Islam menggunakan kesempatan emas itu untuk melakukan serangan.
Pada hari Jum’at tanggal 8 Rajab 932 H (21 April 1526 M), pecah pertempuran dahsyat di Panipat. Sultan Ibrahim gugur dan pasukannya tidak mampu bertahan menghadapi pasukan Babur yang telah menemukan dan mempergunakan senjata meriam. Babur kemudian mendirikan kekaisaran Mongolia yang besar di India.
RAJA-RAJA WILAYAH
Pada fase ini India belum memiliki satu kesatuan politik. Selain raja di Delhi masih banyak raja yang menguasai wilayah-wilayah besar yang terpisah-pisah di seluruh penjuru India. Raja-raja wilayah yang paling penting adalah sebagai berikut.
1. Kashmir
Penguasa yang paling terkemukanya adalah keluarga Syamsuddin Syah Mirza pada masa antara tahun 744-970 H/1343-1562 M. Pada tahun 995 H/1586 M keluarga Timuriyah menguasainya.
2. Sind
Keluarga penguasa terkemuka adalah Sam Mani kemudian Satmakan, lalu keluarga Syah Beik al-Kandahari. Secara berturut-turut keluarga ini memerintah antara tahun 865-995 H/1460-1586 M.
3. Punjab
Dahulunya mengikuti raja-raja Delhi, kemudian keluarga al-Afghanistani Raisharah berkuasa hingga tahun 932 H/1526 M, yang kemudian dikuasai oleh Babur Syah at-Timuri.
4. Gujarat (India barat)
Diperintah oleh keluarga Muzhaffar Syah antara tahun 810-992 H/407-1584 M, kemudian dikuasai oleh orang-orang Taimuriyah.
5. Jhunbur (India tengah)
Dahulunya mengikuti raja-raja Delhi hingga keluarga Khawajah Jihan Surur memisahkannya antara tahun 796-881 H/1393-1476 M.
6. Bangladesh (India timur)
Dahulu merupakan wilayah yang sarat kekacauan dan ketidakstabilan, wilayah ini tunduk kepada banyak keluarga.
7. Dekan (India selatan)
Diperintah oleh keluarga Bahnamiyah (730-929 H/ 1329-1522 M), di sana telah memerintah banyak keluarga.
Kemudian di India berdiri kekaisaran Mongolia yang agung, yang berkuasa selama hampir tiga abad. Pendirinya adalah Kaisar Zhahiruddin Babur. Kekaisaran ini telah menjadikan India memiliki satu kesamaan politik yang sempurna dan saling berkaitan. Dengan demikian, lenyaplah sebagian besar negara-negara kecil dan pemerintahan-pemerintahan yang saling berpecah-belah ini.
Masa Kekaisaran Mongolia Agung di India (932-1275 H/ 1520-1858 M)
a. Zhahiruddin Babur (932-937 H/1526-1530 M)
Pendiri kekaisaran ini adalah Zhahiruddin Muhammad Babur. Ia adalah salah seorang pengawal dan cucu Timurlank, yang memulai kekuasaannya di Afghanistan pada tahun 910 H/1500 M. Ia menyerbu India dan mengalahkan keluarga al-Ludiyyin lalu menguasai sebagian besar wilayah negeri itu. Dengan ini ia memulai kekaisarannya. Masa kekuasaannya hanya empat tahun. Kaisar-kaisar Mongolia yang terkemuka sesudahnya adalah sebagai berikut.
b. Humayun Syah (937-963 H/ 1530-1556 M)
Ia memerintah setelah ayahnya dan merupakan salah seorang panglima perang terkemuka pada masa ayahnya dalam melakukan penaklukan-penaklukan. Raja Afghanistan Syair Syah merampas kekuasaan darinya. Syair Syah adalah seorang raja besar yang saleh. Orang-orang Humayun mempersiapkan diri selama 15 tahun untuk mengembalikan kekuasaannya.
c. Jalaluddin Akbar ( 963-1014 H/1556-1605 M)
Ia menjadi kaisar setelah ayahnya, Humayun. Ia menghadapi beberapa revolusi dan terlibat dalam banyak peperangan. Kemenangan selalu menyertainya sehingga kekaisarannya meluas. Seluruh India telah berada di bawah kekuasaannya, mencakup juga Bangladesh, Afganistan, Sind, dan Kashmir. Kaisar ini telah menyimpang dari akidah yang benar dan memerangi Islam. Ia telah membuat sebuah agama baru yang diberi nama “Agama Tuhan” yang bersandar kepada ajaran Majusi dan Hindu.
d. Jahanghir (1014-1037H/1605-1627 M)
Ia memiliki akidah yang lurus, dan tidak mengikuti jalan ayahnya yang menyimpang. Pada masanya kekuasaan orang-orang Eropa di India berkembang. Orang-orang Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba melakukan perdagangan di India.
e. Syah Jaihan (1037-1069 H/1627-1658 M)
Ia adalah anak Jahanghir. Hari-hari kekuasaannya diwarnai dengan pertentangan. Pada masanya berkembang seni arsitektur dengan pesat. Di antara peninggalan yang terkenal adalah kuburan Taj Mahal yang merupakan kuburan istrinya. Kemudian ia juga dikuburkan di sana setelah wafatnya.
f. Aurangzeb (Alamghir) (1069-1118 H/1658-1707 M)
Ia seorang kaisar Mongolia yang zuhud dan adil serta sangat memperhatikan syariat Islam dan adab-adabnya. Ia telah memerintah selama 50 tahun. Sepanjang kekuasaannya, ia menghadapi berbagai macam kesulitan dan revolusi.
Hari-harinya dihabiskan dalam medan peperangan dan meninggal di medan perang.
Setelah wafatnya negeri itu dilanda kegoncangan. Kemudian tidak ada lagi kaisar Mongolia di India yang pantas disebutkan. Pada tahun 1152 H/1739 M, Nadir Syah dari Iran menyerbu India. Lalu, ia memperoleh kemenangan besar hingga akhirnya sampai ke Delhi. Ia membebaskan tentaranya untuk berbuat apa saja. Maka, terjadilah penghancuran dan perampasan sekehendak mereka. Setelah itu ia kembali ke Iran.
Pada tahun 1162 H / 1748 M Raja Afghanistan, Ahmad Syah al-Abdali menyerbu ke India. Ia berhasil menguasai Lahore, Delhi, dan wilayah-wilayah lainnya yang luas.
Pada tahun 1761 M, raja Afghanistan Ahmad Khan Durrani menyerbu India, mengalahkan raja-raja Hindu, Budha dan Islam. Ahmad Syah, kaisar Mongolia Islam, ditetapkannya sekedar sebagai seorang gubernur di Delhi, di bawah naungan Afghanistan.
Pada saat bersamaan, penjajah Inggris semakin menancapkan kuku-kukunya sampai ke wilayah-wilayah pedalaman, termasuk ke daerah kekuasaan Sultan Ahmad Syah. Sultan Ahmad Syah terpaksa berdamai dengan Inggris.
g. Berakhirnya kekaisaran Mongolia
Sultan Ahmad Syah meninggal tahun1806 M, lalu digantikan oleh putranya, Muhammad Akbar Syah (1806-1837). Meski bergelar Sultan selama 31 tahun, namun sesungguhnya Muhammad Akbar hanyalah simbol. Inggrislah yang berkuasa dan bahkan menentukan gaji bulanan bagi Sultan.
Sultan Muhammad Akbar Syah meninggal tahun 1837 M dan digantikan oleh Sultan Bahadur Syah. Penjajahan Inggris yang menindas dan memecah belah bangsa-bangsa India ini menimbulkan kebencian dan semangat perlawanan di kalangan bangsa-bangsa India.
Dengan semangat bulat, mereka menuntut Sultan Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan rakyat India terhadap penjajahan Inggris. Sultan menyetujui keinginan rakyatnya, dan pada tahun 1857 M pecahlah perlawanan rakyat India melawan penjajah Inggris. Perjuangan rakyat yang dikenal dengan nama ‘Pemberontakan Sipahi’ (sepoy rebellion) ini berhasil dipadamkan oleh Inggris, dengan menggunakan orang-orang India yang telah diperalat oleh Inggris.
Inggris menangkap kaisar Mongolia terakhir, Sultan Bahadur Syah, dan mengasingkannya ke Burma pada tahun 1275 H/1858 M. Sultan meninggal di pengasingan pada tahun 1862 M, dan dengan kematiannya, berakhirlah kerajaan Mongolia di India.
Penjajahan Orang-Orang Eropa di India
Kedatangan orang-orang Eropa ke India telah dilakukan sejak lama. Hal ini terlihat dari jumlah kekayaan dan sumber daya alam yang telah mereka angkut. Impian ini berhasil mereka wujudkan setelah dibukanya jalur Ro’su ar-Rojaus Shalih yang menghubungkan secara langsung antara Eropa dan India. Portugis telah mengawali penyerbuan ini. Mereka telah menjadi penguasa tunggal di tempat ini selama sekitar satu abad dari tahun 906-1009 H/1500-1600 M.
Kemudian Belanda dan Perancis juga berhasil membangun markas-markas mereka di India. Akhirnya, Inggris mengalahkan mereka dan menjadi satu-satunya penguasa di India. Perserikatan Dagang India Timur (The English East India Company) didirikan di bawah perlindungan Inggris. Pada awalnya aktivitas mereka hanya terbatas pada masalah perdagangan. Namun, kemudian merekalah yang mengendalikan nasib negeri ini. Aktivitas mereka dimulai pada tahun 1009 H/1600 M.
Ketika orang-orang India menyadari bahwa gerakan perdagangan Inggris telah menjelma menjadi bentuk penjajahan yang nyata, terjadilah banyak revolusi di India, yang mayoritasnya dipimpin oleh orang-orang Islam. Revolusi ini yang mendorong Inggris segera mengumumkan ketundukan India di bawah kepemimpinan Inggris secara langsung pada tahun 1275 H/1885 M.
Inggris telah melakukan politik penindasan yang sewenang-wenang terhadap kaum muslimin. Setelah kejatuhan pemerintahan Mongolia di India ini, jutaan kaum muslimin di India hidup dalam penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, kebodohan, dan penyakit. Penderitaan ini semakin bertambah setelah Inggris bekerja sama dengan orang-orang Hindu dan Sikh dalam memerangi kaum muslimin.
Muhammad Ali Jinah dan Berdirinya Negara Pakistan
Kaum muslimin India memberikan gelar ‘pemimpin agung’ kepada Muhammad Ali Jinah (1947-1949 M), sebagai ungkapan pengakuan mereka terhadap usaha-usaha besarnya dalam meletakkan cita-cita kaum muslimin India dan merealisasikannya. Juga terhadap kepemimpinannya yang lurus sehingga mampu mewujudkan impian yang mereka idamkan yaitu mendirikan negara Pakistan.
Muhammad Ali Jinah telah mulai berorientasi membagi negeri ini menjadi negara Hindu dan negara Muslim sejak tahun 1349 H/1930 M. Penjajahan Inggris atas India berakhir dan didirikanlah negara Islam Pakistan yang bebas merdeka pada tahun 1367 H/1947 M. Lalu, rakyat mengangkat Muhammad Ali Jinah sebagai penguasa umum Pakistan.
Bagaimana penaklukan India di akhir zaman? Seberapa pentingkah India dalam kemenangan Islam di akhir zaman? Insyaa Allah kita bahas pada kesempatan berikutnya. (adibahasan/negeri-negeri akhir zaman/arrahmah.com)