(Arrahmah.id) – Sejak kemarin media “Israel” digegerkan matinya 10 orang tentara mereka di Syujaiyyah, Gaza Utara. Para panglima militer Tel Aviv mengkaji kejadian dengan serius dan mengumumkan hasil investigasi mereka yang menambahi kemarahan rakyatnya sendiri.
Jebakan Syujaiyyah, begitulah judul yang dimunculkan di berbagai media Arab. Peristiwanya dimulai dari pasukan “Israel” yang berada di Syujaiyyah sedang melakukan patroli di jalanan, tiba-tiba mereka ditembaki dari dalam sebuah bangunan.
Maka 4 orang pasukan “Israel” segera mencari sumber tembakan dan segera masuk ke dalam bangunan sumber suara tembakan tersebut. 4 tentara “Israel” yang masuk ternyata langsung disambut oleh ledakan bom yang telah dipasang oleh Al-Qassam.
Pasukan yang menunggu di luar kehilangan kontak dengan 4 orang tentara tersebut, maka segera dikirimkan beberapa orang untuk segera mengecek keberadaan 4 orang tersebut. Tentara “Israel” menduga bahwa 4 orang itu ditawan.
Beberapa tentara bantuan yang hendak menolong 4 orang pun masuk bangunan dan ternyata mereka pun habis diberondong tembakan oleh para Mujahid. Maka pasukan “Israel” segera mengirim pasukan ketiga yang terdiri dari para komandan dengan pangkat tinggi dari Brigade Golani untuk menolong mereka yang ada dalam bangunan.
Gedung tersebut dikepung dari berbagai arah. Tembak menembak berlangsung 3 jam lamanya. Kemudian pasukan penyelamat “Israel” pun datang lagi untuk menolong dan kembali dihujani dengan tembakan para pejuang. Tapi pasukan “Israel” berhasil masuk ke dalam gedung dan menjumpai 4 tentara yang mereka khawatirkan ditawan ternyata ada di gedung kesemuanya terkapar mati.
Tapi kejutan datang dari gedung sebelah, di mana roket para pejuang menghunjam datang dan meruntuhkan gedung tempat tentara “Israel” berada.
Yang menjadi geger di seantero “Israel” adalah tentang siapa yang terkapar. Kebanyakan dari mereka adalah para komandan, lebih khusus lagi ada panglima dari Brigade Golani yang dianggap kesatuan militer “Israel” yang sudah tua dan sangat kuat, sehingga beberapa hari sebelumnya para pemimpin “Israel” dengan angkuh berkata: Di Syujaiyyah ada Brigade Golani.
Belum juga mereka menutup mulutnya, sudah dibungkam oleh para Mujahid Syujaiyyah.
Dalam video yang beredar sebelum penyergapan itu, tampak para komandan yang sempat bersantai di dalam sebuah gedung sekolah di Syujaiyyah sambil menyantap makanan dan minuman, menjelang terkapar mati bersama.
Setelah “Israel” menyampaikan kronologi di atas, Hamas menyambut dengan mengatakan,
“Pernyataan tentara zionis tentang terbunuhnya 10 orang yang kebanyakannya adalah komandan malam kemarin di Syujaiyyah sebelah timur Gaza, juga terus bertambahnya jumlah pasukan mereka yang terbunuh di berbagai wilayah pertempuran, menegaskan besarnya kerugian dan kegagalan para pemimpin zionis dan tentara mereka menghadapi dahsyatnya kekuatan para pejuang.
Dan ini menunjukkan bahwa para pejuang Al-Qassam telah menepati janji mereka untuk menjadikan Gaza sebagai kuburan bagi musuh-musuhnya.
Kami katakan kepada masyarakat zionis bahwa para pemimpin yang gagal itu tidak peduli dengan hidup tentara kalian yang setiap hari ada puluhan yang mati dan terluka. Tidak ada pilihan bagi kalian kecuali mundur dan keluar dari Gaza. Semakin lama kalian berada di Gaza maka semakin besar tagihan kematian dan kerugian kalian.”
Jebakan Syujaiyyah benar-benar membuat pusing “Israel”. Mereka di awal yakin dengan digempurnya Gaza menggunakan pesawat dan tank akan membuat para pejuang segera menyerah. Tapi kini masalah tentara “Israel” justru tambah rumit.
Kalau semula mereka hanya perlu hati-hati terhadap pintu terowongan tempat keluar masuknya para pejuang, kini mereka semakin tidak bisa mengendalikan keadaan karena di setiap reruntuhan gedung bisa saja muncul para pejuang seperti yang di video yang banyak disebar oleh para Mujahid.
Serba salah…
Serba bodoh…
ذلك بأنهم قوم لا يفقهون
ذلك بأنهم قوم لا يعقلون
(الحشر: ١٣-١٤)
Dilansir dari Telegram @BudiAshariOfficial pada Kamis (14/12/2023)
(Rafa/arrahmah.id)