(Arrahmah.com) – Berikut ini tanggapan dari Ustadz Haidar Abdullah Bawazir atas hak Jawab dari Radio silaturahim :
Assalamualaikum wr wb
Terkait dengan hak jawab yang dikirimkan oleh saudara Firman kami perlu meluruskan beberapa hal karena di dalamnya ada pemutar balikan fakta.
1. Kebohongan firman tentang Ismed
Sejak awal seruan saya agar Husein bertaubat dari menghujat sahabat dimuat di situs Voa Islam, saudara Ismed langsung menanggapi dengan menyediakan diri menjadi mediator. Sejak itu saudara Ismed secara intensif melakukan komunikasi dengan Husen dan saya. Setelah lewat dua minggu dan Husen senantiasa mencari cari alasan menghindar, tiba tiba muncul Firman lewat emailnya menawarkan diri sebagai mediator. Tawaran beliau kami sambut baik dan saya minta dia berkoordinasi dengan saudara Ismed yang telah lebih dahulu bertindak sebagai mediator. Firman setuju untuk berkoordinasi dengan Ismed bahkan menanyakan kepada saya nomor telpon Ismed yang kemudian saya berikan nomor telpon tersebut. Semua ini ada pada email dan sms dia yang saya simpan, sayangnya tidak semua sms dan email dia sampaikan. Pertanyaanya kenapa Firman tiba tiba menolak menghubungi Ismed setelah sebelumnya dia setuju bahkan menanyakan nomor telponnya?
2. Kebohongan soal syarat taubat anggota Rasil
Firman menyatakan ” Dan saudara Haidar juga meminta pada saya melalui telp agar seluruh petinggi rasil dan juga Ustadz Husin bertobat dihadapan dirinya didalam pertemuan tersebut “. Ini adalah kebohongan dan cerita karangan firman sendiri. Yang benar dia menanyakan bagaimana nanti format pertemuannya, maka saya jawab ” saya akan menegakkan hujjah di depan ustad husein, bila dia menerima hujjah tersebut maka dia harus menyatakan taubat di hadapan kita yang hadir, tetapi bila dia menolak hujjah saya maka kita lanjutkan dengan mubahalah”
3. Kebohongan bahwa saya menunda sampai setelah tanggal 3 Juni
Firman menyatakan ” Namun Saudara Haidar meminta pertemuan diundur menjadi setelah tanggal 3 Juni.” yang benar adalah Firman sendiri yang menunda karena dia mengatakan bahwa ada salah seorang pengurus Rasil yang masih di luar negeri
Demikianlah beberapa hal yang diputarbalikkan oleh Firman. Dan dari tulisan Firman tersebut terungkap beberapa hal yang sebelumnya sudah saya duga, yaitu
- Upaya husein bersembunyi dibalik sosok Firman. Mengapa hak jawab kok dari Rasil bukankah seharusnya Husen yang menjawab?
- Berusaha membelokkan inti masalah mubahalah menjadi persoalan antara saya dan Firman. Hal ini sejak awal sudah sangat terasa, bahkan Firman mencoba memancing emosi saya dengan mencaci maki saya di telpon dengan kata kata yang kotor dan tak pantas. Alhamdulillah saya tidak terpancing. Karena masalah husen ini adalah masalah umat bukan masalah pribadi
- Membelokkan persoalan yang saya permasalahkan menjadi persoalan lain. Sejak awal saya menyatakan bahwa saya tidak mempermasalahkan Husen syiah atau tidak. Bagi saya itu tidak penting. Yang menjadi masalah adalah dia mendakwahkan ajaran syiah ditengah Ahlussunnah dengan mencaci para sahabat Rosulullah saw. Untuk hal ini saya mengajak dia mubahalah. Tetapi tampaknya dia tidak berani. Kemudian dia berusaha membelokkan materi mubahalah menjadi ” apakah ia syi’i atau bukan”. Coba kita perhatikan pernyataan Firman ” Dan kami juga siap memfasilitasi Saudara Haidar Bawazir bila ingin bermubahallah terkait dengan fitnah Ustadz Husin berfaham Syiah bukan pada hal yang lainnya. (agar mubahallah menjadi jelas rujukannya yaitu pada fitnah syiah, tidak membulak balik dengan tuduhan lain.)” Pertanyaannya kok firman yang memberikan syarat bukan Husen dan kepada Husen kalau dia memang yakin boleh menghujat Muawiyah kenapa harus takut mubahalah dalam masalah tersebut.
- Husen mencoba berlindung dibalik nama nama ulama ahlussunnah yang disebutkan oleh Firman padahal sikap para ulama tersebut terhadap sahabat Muawiyah sangat jauh berbeda dengan Husen. Kalau engkau yakin dengan sikapmu kenapa engkau lari dari mubahalah?
Sebagai penutup saya sampaikan bahwa sampai saat ini saya tetap menyerukan taubat kepada Husen dari menghujat sahabat Rosulullah Muawiyah ra dan dari melecehkan sahabat Abu Hurairah ra, apabila ia menolak maka saya menantangnya untuk mubahalah. Mudahan mudahan Allah melindungi kita dari para da’i yang menyesatkan umat.
(II. Kronologi Husein lari dari Mubahalah)
Telah satu bulan sejak saya menyerukan kepada Husen bin Hamid alattas untuk bertaubat dari menghujat sahabat Muawiya ra dan melecehkan sahabat Abu Hurairah ra atau bila ia menolak maka saya mengajaknya untuk mubahalah. Sejak seruan tersebut saya kirimkan ke radio silaturahmi dan dimuat di Voa-islam, saudara Ismet dan teman teman dari yayasan Ikhwanul Jannah mengambil insiatif untuk menjadi mediator dalam pertemuan yang menjadi media untuk diskusi dan sekaligus mubahalah bila husen tetap bersikeras dalam kesesatannya. Ketika dihubungi oleh saudara Ismet, husein keberatan bila tempat mubahalah dilakukan di yayasan Al Jannah karena tempat tersebut dianggap tidak netral. Maka saya katakan saya siap dimana saja walaupun dirumah husen atau di radio silaturahmi. Setelah alasan pertama ini kami singkirkan, ia mengajukan alasan kedua yaitu pertemuan tersebut harus dihadiri oleh beberapa nama ustad yang ia sebutkan namanya.
Syarat kedua inipun kami janjikan untuk kami upayakan. Kemudian Husein mengajukan syarat ketiga yaitu Haidar A. Bawazir harus membaca dulu buku karangan Abu A’la Almaududi yang berjudul Alkhilafah wal Muluk. Untuk syarat ketiga inipun telah terpenuhi karena saya telah membaca buku tersebut. Ketika saudara ismet menghubungi husein dan mengatakan bahwa semua syarat telah terpenuhi, husen mengatakan saya akan pergi ke luar kota selama satu minggu, hubungi saya lagi setelah satu minggu.
Pada saat kami tidak sabar menunggu waktu satu minggu tersebut, tiba tiba kami menerima email atas nama general manager radio silaturahmi yang menawarkan untuk menjadi mediator acara mubahalah. Permintaan ini kami jawab bahwa kami bergembira atas insiatif tersebut dan kami meminta kepada pihak radio silaturahmi untuk berkoordinasi dengan pihak mediator yang telah lama bekerja sebelumnya yaitu saudara ismet. kami katakan juga kepada pimpinan Rasil tersebut kami siap untuk forum diskusi dan mubahalah tersebut walaupun diadakan di studio Rasil dan kami meminta kalau bisa forum tersebut dihadiri oleh seluruh staf dan sponsor Rasil agar jelas bagi mereka antara haq dan bathil.
Seminggu sudah husein pergi dan sekarang waktunya untuk menghubungi dia lagi. Saat ismet menyakan bagaimana kesiapannya untuk mubahalah, Husein menjawab saya tidak mau mubahalah karena ini bulan Rajab. Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Kemudian di tanya lagi oleh ismet ” Bagaimana ustad kalau bulan Sya’ban?”. pertanyaan inipun tidak mendapat jawaban pasti. Kemudian husein berkata bahwa dia akan memberikan jawaban kepada Haidar hari jumat ( tgl 1 Mei) di radio Rasil.
Tetapi jawaban Husein di radio ternyata sedikitpun tidak menyinggung tentang mubahalah. Yang ia bahas justru email saya kepada saudara firman yang menerangkan tentang keutamaan sahabat Muawiyah ra dan Abu hurairoh ra. Pada kesempatan itu ia berusaha membantah tentang kedudukan Muawiyah sebagai seorang sahabat Rasulullah dengan argumen yang sangat lemah dan kekacauan dalam menukil rujukan ( tentang sanggahan husen ini kami akan berikan jawabannya dan akan tunjukkan kecurangannya dalam menukil para ulama ).
Sampai saat ini saya masih menunggu jawaban dari husen. Sekali lagi saya serukan kepada husen ” bila engkau tidak yakin dalam kebenaran ketika menghina sahabat Rosulullah saw maka taubatlah dan kembalilah kepada keyakinan ahlussunnnah, bila engkau yakin diatas kebenaran maka apa yang membuatmu ragu melakukan mubahalah.
Haidar Abdullah Bawazir