JAKARTA (Arrahmah.com) – Organisasi Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) menyesalkan sikap polisi yang mengaitkan JAT dengan ledakan bom di areal pondok pesantren Umar bin Kathab, di Desa Senolo, Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, NTB. Keterangan polisi terkait temuan barang bukti dianggap sengaja menyudutkan JAT.
Juru bicara JAT, Sonhadi pada Jumat (15/7/2011) mengungkapkan pihaknya menyesalkan sikap kepolisian yang menyatakan sebagai barang bukti rompi dan vcd deklarasi JAT yang ditemukan di lokasi kejadian. Sehingga, JAT kerap dikaitkan dengan aksi terorisme.
“Kita sayangkan pernyataan kepolisian dengan menggunakan asumsi-asumsi anggota JAT berada di balik peristiwa tersebut. Tidak ada relevansinya antara tewasnya Ustad Firdaus dengan JAT,” ujarnya.
Terkait penemuan VCD deklarasi JAT Bekasi yang ditemukan di Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Sonhadi mengungkapkan bahwa masyarakat dapat memiliki rekaman video tersebut jika membeli majalah JAT.
“Jadi vcd itu memang bonus,” katanya.
Sebelumnya dalam pemberitaan pada Rabu (13/7) polisi berhasil masuk ke ponpes Umar Bin Khattab dimana lokasi terjadinya ledakan bom yang menewaskan salah satu pengurusnya. Diketahui dari lokasi kejadian, polisi ditemukan satu peti Al Quran, satu rompi seragam dan kaos laskar JAT, puluhan VCD bertema jihad, beberapa barang untuk merakit bom, solder dan korek api.
Sejumlah barang temuan lain yang disita dari lokasi, di antaranya 9 bom molotov yang dirakit dalam botol, 30 anak panah, satu senapan angin rakitan, sebilah pedang, sebilah golok, printer dan telepon genggam. (tbn/arrahmah.com)