JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengamat Timur Tengah yang lama menetap di Mesir Syaiful Bahri dalam konferensi pers soal Mesir di kantor AQL Jakarta, Senin (29/7/2013) menuturkan di kota Alexandria sekitar 200 orang ‘tersandra’ di dalam sebuah masjid. Orang yang di dalam tidak bisa keluar dari masjid dan orang yang dari luar tidak bisa masuk ke dalam masjid. Lantaran sniper telah ditempatkan di gedung-gedung di sekitar masjid. Jika mereka keluar maka akan ditembak, demikian pula orang yang hendak masuk akan ditembak. Disebutkan orang-orang di dalam masjid adalah aktivis Ikhwanul Muslimin. Ini terjadi di Ramadhan tahun 1434 ini. Ini HAM dan demokrasi.
Karena itu Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) dalam rilisnya menyebutkan umat harus mengambil pelajaran bahwa HAM dan demokrasi akhirnya hanyalah akan menjadi alat pembantai umat dan penghisap darah kaum muslimin.
Perjuangan kaum Muslimin hanyalah dengan dakwah dan jihad, lanjut rilis JAT Selasa (30/7/2013).
Juru bicara JAT Son hadi, mengingatkan kaum Muslimin agar tragedi di berbagai belahan bumi lain jangan sampai memalingkan perhatian dari Syam, bumi ribath dan jihad.
Serta akhirnya solusi dari persoalan dunia Islam adalah menyerukan kepada seluruh kaum muslimin untuk:
-
Berjihad dengan harta dan jiwa
-
Perbanyak do’a dan qunut nazilah
-
Jadikan Ramadhan sebagai bulan kepedulian, pengorbanan & penegakan syari’ah.
-
Kembali kepada manhaj Allah, tinggalkan manhaj syirik dan kufur (demokrasi, dan lain-lain )
(azmuttaqin/arrahmah.com)