RAKHINE (Arrahmah.com) – Tubuh seorang bayi yang sudah meninggal tergeletak di atas pasir setelah ditarik dari sungai yang biasa digunakan oleh ribuan Muslim Rohingya menyeberang untuk meninggalkan Myanmar.
Jasad anak-anak Muslim Rohingya telah terdampar di sebuah sungai setelah dilaporkan ditembak mati oleh polisi di Myanmar, menurut sebuah video yang merekam dari tempat kejadian, sebagaimana dilansir RBNews, Sabtu (16/9/2017).
Massa berdiri di sekitar tubuh yang nampak sudah tak bernyawa itu. Dari apa yang tampak sepertinya mereka adalah seorang anak laki-laki dan seorang bayi. Keduanya tergeletak di atas pasir di tepi Sungai N. Keaf, yang membentuk perbatasan alami dengan negara tetangga Bangladesh.
Seorang anak muda muncul dalam rekaman itu, kemudian membawa tubuh bayi kecil dan dengan pelan-pelan meletakkannya di samping jasad anak laki-laki itu. Tak satu pun dari ketiga anak itu terlihat bergerak dan tampaknya mereka sudah meninggal.
Keluarga Muslim Rohingya yang tinggal di luar negeri dan melihat video tersebut menceritakan bagaimana keluarga mereka dibantai oleh militer dan polisi saat mereka mencoba melarikan diri dari Myanmar.
Hampir 400.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri melalui penyeberangan Naf selama tiga minggu terakhir. Sekitar 100 Muslim Rohingya dilaporkan tenggelam saat mencoba melakukan perjalanan berbahaya untuk menghindari penganiayaan mematikan di Myanmar.
Muslim Rohingya yang telah mencari perlindungan di luar negeri berbicara setelah melihat video itu.
Tokoh komunitas Rohingya, Anwar Sha, yang tinggal di Australia, mengatakan bahwa ada puluhan ribu orang yang masih berusaha melarikan diri.
Dia mengatakan kepada saluran berita ABC, yang menyiarkan video tersebut, bahwa ada sekitar 30.000 orang yang terjebak di perbukitan.
“Mereka tidak punya makanan, mereka tidak memiliki tempat berlindung. Mereka sekarat di sana,” tuturnya.
“Begitu mereka mencoba keluar dari sana, kelompok demi kelompok, militer dan polisi menyerang mereka dan membantai mereka.”
“Saya mendengar bahwa salah satu saudara perempuan saya telah menyeberang ke Bangladesh, tapi dua saudara perempuan lainnya saya belum pernah mendengar kabar tentang mereka,” imbuhnya.
“Tidak ada kontak dengan mereka dan saya tidak tahu di mana mereka berada.”
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menuai kecaman karena tidak bersuara menentang kekerasan yang dilakukan militer terhadap Muslim Rohingya.
(ameera/arrahmah.com)