KABUL (Arrahmah.com) – Militan Taliban mengatakan tidak ingin memonopoli kekuasaan, tetapi akan terus berperang di Afghanistan sampai ada negosiasi baru dengan pemerintah di Kabul dan Presiden Ashraf Ghani dicopot.
Dalam wawancara dengan Associated Press , juru bicara Taliban Suhail Shaheen yang juga anggota tim negosiasi, menjelaskan sikap kelompok itu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di negara yang diliputi konflik.
Shaheen mengatakan Taliban akan menurunkan senjata ketika negosiasi pemerintah dapat diterima oleh semua pihak yang berkonflik di Kabul dan pemerintahan Ghani dicopot.
“Saya ingin memperjelas bahwa kami tidak meyakini monopoli kekuasaan karena setiap pemerintahan yang (berusaha) memonopoli kekuasaan di Afghanistan di masa lalu, pemerintahannya tidak sukses,” ujar Shaheen, yang tampaknya juga mengomentari 5 tahun pemerintahan Taliban sendiri.
“Jadi, kami tidak ingin mengulang formula yang sama,” ucapnya, seperti Al Jazeera pada Jumat (23/7/2021). Namun, pihaknya juga tidak ingin berkompromi untuk pemerintahan Ghani dilanjutkan, menyebutnya sebagai penghasut perang dan menuduhnya telah melakukan itu dalam pidatonya di perayaan Idul Adha pada Selasa (20/7).
Shaheen mengatakan, saat itu Ghani berjanji untuk melawan Taliban.
Shaheen menolak hak Ghani untuk memerintah, membangkitkan kembali tuduhan penipuan kemenangan pemilunya pada 2019.
Setelah pemungutan suara, Ghani dan saingannya, Abdullah Abdullah mendeklarasikan diri sebagai presiden Afghanistan. Mereka berkompromi, dan akhirnya Abdullah sekarang menjadi orang nomor dua di pemerintahan Afghanistan dan mengepalai dewan rekonsiliasi.
Ghani sering mengatakan bahwa ia akan terus menjabat sampai pemilihan umum selanjutnya dapat menentukan pemerintahan baru.
Para pengkritik termasuk di luar Taliban, menuduhnya hanya berusaha mempertahankan kekuasaan, menyebabkan perpecahan di antara para pendukung pemerintah.
Pada akhir pekan lalu, Abdullah memimpin delegasi tingkat tinggi di ibu kota Qatar, Doha untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Taliban.
Pertemuan itu menghasilkan banyak janji, seperti perhatian besar terhadap keamanan warga sipil dan infrastruktur.
Shaheen mengatakan pembicaraan itu adalah awal yang baik. Namun, dia mengatakan pemerintah Afghanistan berulang kali meminta gencatan senjata.
“Mereka tidak ingin rekonsiliasi, tetapi mereka ingin penyerahan,” ujarnya tidak terima ketika Ghani tetap menjabat dan Taliban menyerah.
Sebelum gencatan senjata, ia mengatakan harus ada kesepakatan tentang pemerintahan baru yang “dapat diterima oleh kami dan warga Afghanistan lainnya”. Maka, “tidak akan ada perang”. (hanoum/arrahmah.com)