KABUL (Arrahmah.com) – Utusan perdamaian khusus AS untuk Afghanistan harus berhenti menyeru Taliban untuk meletakkan senjata mereka dan meyakinkan Amerika Serikat untuk mengakhiri penggunaan kekuatan sebagai gantinya, kata mujahidin Taliban pada Jumat (3/4/2019).
Zalmay Khalilzad, seorang diplomat AS kelahiran Afghanistan, memasuki perundingan putaran keenam dengan salah satu proksi Taliban di Qatar minggu ini dalam upaya untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika.
“Dalam sesi pembukaan kami, saya menggarisbawahi kepada Talib bahwa rakyat Afghanistan, yang adalah saudara laki-laki dan perempuan mereka, ingin perang ini berakhir,” kata Khalilzad dalam sebuah tweet.
“Sudah waktunya untuk meletakkan senjata, menghentikan kekerasan, & merangkul perdamaian,” lanjutnya.
Back in Doha for talks. In our opening session, I underscored to the Talibs that the Afghan people, who are their brothers & sisters, want this war to end. It is time to put down arms, stop the violence, & embrace peace. https://t.co/uTLDQMZQET pic.twitter.com/db70zXOcUk
— U.S. Special Representative Thomas West (@US4AfghanPeace) May 2, 2019
“Perdamaian akan mengharuskan kita menemukan landasan bersama dalam empat masalah yang saling terkait: penarikan pasukan, jaminan kontra-terorisme, dialog & negosiasi intra-Afghanistan, dan pengurangan kekerasan yang mengarah pada gencatan senjata komprehensif,” kata Khalilzad dalam tweet-nya .
Peace will require that we find common-ground on four inter-connected issues: troop withdrawal, counter-terrorism assurances, intra-Afghan dialogue & negotiations, and reduction in violence leading to a comprehensive ceasefire. Nothing will be final until we agree on all 4 issues
— U.S. Special Representative Thomas West (@US4AfghanPeace) May 2, 2019
Sementara itu, juru bicara Mujahidin Taliban Zabihullah Mujahid mengeluarkan serangkaian tweet tajam sebagai tanggapan.
1/2 @US4AfghanPeace should forget about the idea of us putting down our arms. Instead of such fantasies, he should drive the idea home (US) about ending the use of force & incurring further human & financial losses for the decaying Kabul administration.
— Zabihullah (..ذبـــــیح الله م ) (@Zabehulah_M33) May 3, 2019
“Alih-alih berfantasi seperti itu, ia harus membawa pulang (ke AS) ide mengakhiri penggunaan kekuatan dan menimbulkan kerugian manusia dan finansial lebih lanjut untuk pemerintahan Kabul yang membusuk.”
Dia mengatakan Amerika Serikat harus berhenti mengulangi strategi yang gagal sambil mengharapkan hasil yang berbeda.
“Akan lebih baik jika @ US4AfghanPeace mengerahkan keberanian untuk memanggil sekop sebagai sekop, bukan alat berkebun & menerima kenyataan saat ini.”
2/2 Stop repeating failed strategies & expecting different outcomes.
It would be better if @US4AfghanPeace musters the courage to call a spade a spade, not a gardening tool & accept the current realities.– Zabihullah Mujahid
— Zabihullah (..ذبـــــیح الله م ) (@Zabehulah_M33) May 3, 2019
Pertempuran sengit berlanjut di seluruh negeri dimana mujahidin mengendalikan atau memengaruhi lebih banyak wilayah sejak penggulingan mereka di tangan pasukan pimpinan AS pasca serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Amerika Serikat memiliki sekitar 14.000 tentara di Afghanistan sebagai bagian dari misi yang dipimpin NATO, yang dikenal sebagai Resolute Support, yang melatih dan membantu pasukan keamanan pemerintah Afghanistan dalam pertempuran mereka melawan Taliban dan kelompok-kelompok lain.
Setelah lima putaran pembicaraan, Khalilzad melaporkan beberapa kemajuan menuju kesepakatan tentang penarikan pasukan AS dan tentang bagaimana Taliban akan menghentikan sejumlah serangan di Afghanistan.
Taliban, yang menolak untuk berbicara dengan pemerintah Afghanistan, bersikeras bahwa pembicaraan tidak dapat dilanjutkan sebelum pasukan asing pergi. (Althaf/arrahmah.com)