Oleh: Abu Abdullah Yusuf Azzam
(Arrahmah.com) – Fenomena saat menjelang tahun baru, umat Muslim ikut-ikutan merayakan tahun baru masehi. Banyak diantara saudara kita ikut merayakan dengan ikut berkumpul di keramaian, jalan-jalan di puncak, atau sekedar menonton televisi sampai tengah malam atau berkumpul bersama sambil bermain kembang api dan makan-makan. Di TMII ada sekitar 3.639 tembakan kembang api belum termasuk di Ancol dan Monas. Ada yang mengadakan pesta live musik bahkan para pejabat pemerintah seperti gubernur turut menyanyi. Mereka membuang-buang waktu dan uang, karena kurangnya keilmuan atau masih mengedepankan hawa nafsu.
Saudaraku janganlah meniru, mengagumi dan mengikuti orang-orang kafir. Karena Allah sangat benci dan murka terhadap orang-orang kafir. Sangatlah tidak pantas jika kita ikut-ikutan orang kafir seperti ikut merayakan natal, tahun baru masehi, valentine, sistem ekonomi liberal, pluralisme, sekurilisme, dan demokrasi sebagai ideologi, atau gaya hidup yang lain. Kebanyakan dari kaum muslim mengikuti orang-orang kafir tanpa mereka sadari.
Rasulullah sudah mengingatkan dalam sabdanya, “Sungguh kamu benar-benar akan mengikuti cara hidup orang-orang sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehingga seandainya mereka itu masuk ke lubang biawak, pasti kamu akan mengikuti juga. Para sahabat bertanya; “Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani? Jawab Rasulullah saw, siapa lagi kalau bukan mereka (HR Muslim)
Allah berfirman, Wahai Muhammad, apakah belum datang saatnya bagi seorang mukmin, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah dan mematuhi Al-Qur’an. Orang-orang mukmin jangan mengikuti jejak kaum Yahudi dan Nasrani yang diberi Taurat dan Injil sebelumnya kemudian mereka merubah isinya. Kaum Yahudi dan Nasrani telah melalui masa yang panjang mereka banyak berbuat dosa sehingga hati mereka manjadi keras. Sebagian besar dari umat Yahudi dan Nasrani menjadi orang yang menyimpang dari Taurat dan Injil (QS Hadiid [57]16)
Rasulullah shallalahu alai wa sallam melarang hal-hal yang menyerupai urusan orang kafir. Sewaktu Rasulullah saw musyawarah dengan para sahabat tentang bagaiamana caranya, mengumpulkan manusia untuk melakukan sholat, ada yang usul dengan cara meniup terompet. Rasulullah tidak setuju sebab itu menyerupai perbuatan orang Yahudi. Kemudian ada yang usul dengan cara memukul lonceng. Rasulullah juga tidak setuju, sebab itu perbuatan orang Nasrani. Sampai akhir pertemuan masih belum sepakat. Besoknya Abdullah bin Zaid bin Abdul Rabbuh sewaktu tidur diajar seseorang kalimat adzan, setelah itu dia sampaikan kepada Rasulullah saw dan beliau menyetujuinya.
Rasulullah juga melarang, shalat di saat terbit serta terbenam matahari, sebab di saat itu orang-orang kafir sedang menyembah matahari.
Rasulullah juga melarang shalat dengan berselimut kain, sebab itu menyerupai ibadah orang Yahudi (HR Al-Baihaqi)
Rasulullah juga bersabda, Perbedaan antara puasa kita dan puasanya orang ahli kitab adalah makan sahur (HR Muslim)
Rasulullah shallalahu alai wa sallam puasa hati Asyura yakni tangal 10 Muhamarram, beliau juga memerintahkan para sahabat puasa di hari itu, tetapi setelah beliau mengetahui orang Yahudi dan Nasrani mengagungkan hari itu dan berpuasa juga di hari itu, maka beliau bersabda. Insya Allah tahun depan kita akan puasa tanggal 9 Muharram. Rasulullah tidak sampai tahun depan, beliau meninggal dunia
Rasulullah bersabda, “Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot (HR Muslim)
Beliau juga bersabda, “Potonglah kumis dan lebatkan jenggot dan kami harus menyelisihi orang Majusi“ (HR Muslim)
Kamu memberi salam seperti salamnya orang Yahudi, bahwasanya salam mereka itu dengan mengangguk kepala dan tepuk tangan dan isyarat (HR Nasa’i)
Bersihkan halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi (HR Tirmizi)
Barangsiapa yang menyerupai kaum, maka dia adalah termasuk golongan mereka (HR Abu Dawud)
Dengan dalil-dalil di atas menunjukkan, bahwa menyelisihi orang kafir dan meninggalkan perbuatan yang menyerupai mereka adalah di antara tujuan syariat Islam. Maka hendaknya ummat Islam, baik laki-laki atau perempuan supaya tetap komitmen terhadap ajaran agamanya.
Orang-orang kafir menginginkan orang-orang Muslim untuk mengikuti gaya hidupnya dan tidak segan mengeluarkan dana yang banyak misalnya perhelatan besar musik. Mereka datang ke acara tahun baru untuk melihat pentas musik dengan meninggalkan sholat jamaah, sholat qiyamul lail dan pada akhirnya kesiangan tidak sholat subuh.
Orang-orang kafir ingin agar orang Muslim meninggalkan Al-Qur’an, tidak memahami Al-Qura’an tidak mau membaca terjemahan dan tafsir Al-Qur’an dan mengamalkannya sehingga tidak ada keinginan lagi untuk dakwah, amar maruf nahi munkar, jihad dan untuk menegakkan syariat Islam. Allah berfirman
“Orang-orang kafir berkata: “Janganlah kalian dengarkan Al-Qur’an ini. Hendaklah kalian buat keributan supaya kalian dapat mengalahkan suara bacaan Al-Qur’an.” Karena itu, sungguh Kami akan menimpakan adzab yang berat kepada orang-orang kafir. Di akhirat Kami akan berikan balasan yang lebih buruk daripada dosa yang mereka lakukan di dunia. Begitulah balasan neraka bagi musuh-musuh Allah. Mereka kekal di dalam neraka, sebagai hukuman atas pengingkaran mereka kepada Al-Qur’an.” (QS. Fusshilat, 41: 26-28)
Dalam sistem poleksosbudhankam (politik ekonomi sosial budaya hukum, pertahanan dan keamanan) kebanyakan negara muslim mengadopsi sistem barat.
Allah sudah mengingatkan bahwa orang kafir sangat menginginkan sistem hidup orang muslim mengikuti dia bahkan mereka siap untuk menanggung dosanya dan kembali menjadi kafir .
“Allah berfirman, “Orang-orang kafir berkata kepada orang-orang mukmin, “Wahai orang-orang mukmin, ikutilah cara hidup kami. Kami akan menanggung segala dosa kalian selama kalian mengikuti kami.” Padahal sebenarnya orang-orang kafir itu tidak sedikit sedikit pun sanggup menanggung dosa-dosa mereka sendiri. Sungguh orang-orang kafir itu berdusta (QS Al-Ankabut [29]12)
Wahai orang-orang mukmin sebagian besar kaum Yahudi dan Nasrani menginginkan kalian menjadi kafir setelah kalian beriman. (QS AL-Baqarah[2]109)
Bagaimana Al-Qur’an mengupas tentang orang-orang kafir ;
Perumpamaan orang kafir
Dan perumpamaan orang yang menyeru orang kafir adalah umpama seperti domba yang digiring oleh pengembalanya. Domba itu tidak dapat memahami seruan pengembalanya kecuali sekedar mendengar teriakan. Orang-orang kafir itu tuli, bisu dan buta karena kekafirannya itu mereka tidak dapat memahami dakwah Muhammad (QS Al-Baqarah [2]171)
Orang-orang kafir adalah seburuk-buruk makhluk
Allah berfirman, “Wahai kaum mukmin, taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya. Janganlah sekali-kali kalian mendurhakai Allah, padahal kalian telah mendengar ajakan Nabi-Nya. Wahai kaum mukmin, janganlah kalian menjadi golongan orang yang berkata, “Kami mendengar seruan Nabi kalian.” Tetapi kemudian mereka tidak mau menaatinya. Makhluk melata yang paling buruk disisi Allah adalah orang-orang yang tuli dan bisu. Mereka tidak menggunakan akalnya untuk memperhatikan kebenaran agama dari Tuhan mereka” (QS Al-Anfal[8]20-22)
Orang-orang kafir lebih bodoh dari hewan ternak
“Wahai Muhammad apakah kamu menyangka bahwa sebagian besar orang-orang kafir mau mendengarkan dan memikirkan ayat-ayat Al-Qur’an? Semua orang kafir hidup laksana hewan ternak. Bahkan mereka lebih bodoh daripada hewan ternak“(QS AL-Furqaan[25]44)
Orang kafir itu sama dengan orang mati, bisu, buta dan tuli,
Allah berfirman, “Wahai Muhammad, orang-orang kafir itu laksana orang mati dan orang tuli. Engkau, tidak dapat menjadikan orang mati dan orang tuli dapat mendengar seruan kamu, bila mereka menjauhkan diri dari kamu. Wahai Muhammad, engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang buta hati sehingga mereka mau meninggalkan kesesatan mereka. Hanya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dengan penuh pasrah diri kepada Allah yang mau mendengar seruan kamu.“ (QS Ar-Ruum [52-53)
“Orang kafir itu tuli, bisu dan buta. Karena kekafirannya itu, mereka tidak dapat memahami dakwah Muhammad“ (QS Al-Baqarah[2]171
Orang-orang munafik itu bagaikan orang tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak dapat melepaskan diri dari kekafiran berat (QS Al-Baqarah [2]18)
Orang-orang kafir adalah Makhluk melata yang paling buruk di sisi Allah
Sungguh makhluk melata yang paling buruk di sisi Allah adalah orang-orang kafir,karena mereka tidak mau beriman (QS Al-Anfal [8]55)
Pendustaan orang kafir terhadap Al-Qur’an
“Ketika ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah jelas kebenarannya dibacakan kepada orang-orang musyrik, mereka berkata kepada sesama mereka: “Laki-laki yang membacakan Al-Qur’an ini hanyalah ingin membelokkan kita dari tradisi menyembah tuhan-tuhan selain Allah yang dilakukan oleh nenek moyang kita.” Orang-orang musyrik berkata: “Al-Qur’an yang dibawa laki-laki ini hanyalah kebohongan yang dibuat-buat.” Orang-orang kafir berkata tentang Al-Qur’an yang datang kepada mereka: “Sungguh Al-Qur’an ini benar-benar hanyalah sihir.” (QS. Saba’, 34: 43)
Ancaman bagi orang kafir
Orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an dan kenabian Muhammad, Kami akan masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami jadikan kulitnya utuh kembali, agar mereka tetap merasakan siksaan. Allah Mahaperkasa menghukum orang yang durhaka dan Maha bijaksana dalam membuat syariat untuk manusia (QS An-Nisa[4]56)
Pada hari kiamat kelak, musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka. Mereka dikumpulkan dalam neraka berkelompok-kelompok. Ketika orang-orang kafir masuk ke dalam neraka, pendengaran, penglihatan memberikan kesaksian atas segala dosa yang telah mereka lakukan di dunia. Orang-orang kafir berkata kepada kulit mereka sendiri, “Mengapa kalian memberikan kesaksian yang mencelakakan kami? Kulit-kulit itu berkata, “Allah menjadikan kami dapat berbicara. Allah yang telah menjadikan segala sesuatu dapat berbicara. Allah yang dahulu telah menciptakan kalian. Kepada-Nyalah kalian sekarang dikembalikan (QS Fuslihat [41]18-21)
Adapun orang-orang kafir akan mendapatkan minuman air panas yang mendidih dan siksa yang pedih karena kekafiran mereka (QS Yunus[4]10)
Penyesalan orang kafir di akhirat
Orang-orang kafir dan mati dalam keadaan kafir, maka tebusan atas dosa mereka tidak diterima, sekalipun mereka menebusnya dengan emas sebesar jagad raya. Itu pun sekiranya mereka mampu melakukannya. Mereka akan memperolah siksa yang pedih di akhirat. Mereka tidak akan mendapat seorang pun yang dapat menolong mereka dari siksa neraka (QS Ali Imran[3]91)
Orang kafir tidak akan mendapat ampunan
Allah tidak akan mengampuni dosa orang-orang yang menyekutukan Allah. Akan tetapi Allah mengampuni dosa-dosa lainnya kepada siapa saja yang dikehendaki. Siapa saja yang menyekutukan Allah ia benar-benar telah melakukan dosa yang sangat besar (QS An-Nisaa[4]48)
Orang yang menentang ayat-ayat Qur’an akan di tutup hatinya dan tidak akan memahami Al-Qur’an untuk selama-lamanya
Siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang suka menentang ayat-ayat Al-Qur’an yang disampaikan kepada mereka dan lupa atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan? Karena dosa-dosa mereka, kami tutup hati dan telinga mereka, sehingga mereka tidak dapat memahami Al-Qur’an. Wahai Muhammad, jika kamu ajak mereka kepada Islam, maka mereka tidak akan menerimanya untuk selama-lamanya (QS Ar-Ra’d[13]57)
Ancaman Allah Ta’ala terhadap orang-orang yang mendustkan, mengingkari dan menentang Al Qur’an
“Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Al-Qur’an, mereka itu tidak akan mampu melarikan diri dari adzab Kami. Apakah orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka itu lebih baik? Ataukah orang beriman yang dimasukkan ke dalam surga pada hari kiamat kelak? Wahai manusia, karena itu silahkan kalian berbuat sesuka kalian. Sungguh Allah taala senantiasa mengetahui apa yang kalian lakukan. Orang-orang kafir yang mengingkari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an datang kepada mereka pasti celaka. Sungguh Al-Qur’an ini adalah sebuah kitab yang amat mulia. Al-Qur’an tidak tersentuh oleh upaya pemalsuan pada masa turunnya mau¬pun pada masa-masa selanjutnya. Al-Qur’an turun dari Tuhan Yang Maha¬bijaksana lagi Maha Terpuji. Wahai Muhammad, apa yang dikatakan oleh kaum kafir kepadamu juga telah dikatakan oleh kaum kafir dahulu kepada rasul-rasul sebelum kamu. Sungguh Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Memberi siksa yang amat pedih.” (QS. Fusshilat, 41: 40-43)
Melihat ayat-ayat diatas sudah tidak bisa ditolilir lagi kita tidak boleh meniru gaya hidup, sistem hidup, sistem hukum, menjadi teman baik atau menjadikan mereka pimpinan, maka jika tidak kita akan menjadi satu bagian mereka. Dan kembalilah dengan Al-Qur’an. (arrahmah.com)