Hari ini kita menyaksikan orang yang tidak sholat mengomentari orang yang sholat, kita menyaksikan orang yang tidak puasa mengomentari orang yang berpuasa. Kita menyaksikan para pelaku jihad dikomentari oleh mereka yang belum pernah menanggung beban separuhpun dari beban yang ditanggung oleh pelaku jihad, tahanlah mulut kalian dari mencela mereka!
Wahai saudaraku… aku bertanya kepadamu, apa yang menyebabkanmu mencela Amrozi, Imam Samudra, Ali Gufron, Ibrohim, Osama bin Laden, Dr. Aiman Az Zawahiri, dan seluruh pejuang-pejuang muslim yang kalian anggap Teroris, Ekstrimis, Khawarij, atau panggilan-panggilan yang menyakitkan hati lainnya? Apa ya akhi? Apa ya ukhti?
Apa karena mereka melakukan “bom bunuh diri” sehingga kalian mencelanya sebagai bentuk menjatuhkan diri ke dalam neraka, karena orang yang bunuh diri pasti masuk neraka?
Ketahuilah!
Diriwayatkan dari Aslam bin Imron rodliyAllahu ‘anhu, ia berkata: Kami berangkat berperang dari Madinah menuju Kostantinopel. Pasukan kami waktu itu dipimpin oleh Abdur Rohman bin Kholid bin Al Walid. Sedangkan Romawi melekatkan punggung mereka dengan benteng Madinah. Lalu ada seseorang yang menyerang musuh (ia maju seorang diri dan melompat kedalam barisan musuh, hingga terbunuh). Sehingga orang-orang pada mengatakan: “Wah, wah! Laa ilaaha illAllah, dia menceburkan diri ke dalam kebinasaan (al-baqarah:195)”
Maka Abu Ayyub berkata: Sesungguhnya ayat tersebut (larang menceburkan diri ke dalam kebinasaan) turun mengenai kami, orang-orang anshor. Yaitu tatkala Allah telah memenangkan Nabi-Nya dan menyebarkan Islam, kami mengatakan: Marilah kita mengurusi dan memperbaiki harta benda kita. MakaAllah ta’ala menurunkan: Belanja kannlah harta kalian di jalan Allah dan janganlah kalian menceburkan diri kalian kepada kebinasaan (al-baqarah:195).Maka yang dimaksud dengan menceburkan diri kepada kebinasaan itu adalahkami mengurusi dan memperbaiki harta benda kami dan kami tinggalkan jihad.
Sungguh, apa yang kalian sebut “bom bunuh diri” bukanlah sebuah bunuh diri! Itu adalah amaliyah istisyahadiyah! Bom syahid! Itu adalah sebuah bentuk perjuangan menegakkan dien ini! Mereka mencari kematian ya ukhti! mereka mencari syahid ya akhi! Orang yang bunuh diri adalah karena putus asa! Ingin lari dari masalah yang dihadapi di dunia! Sedangkan mereka, mereka bukan karena putus asa, tapi karena mencari keridhaanNya! Mereka bukan pengecut dan lari karena takut amerika, tapi karena mereka tidak terkena penyakit wahn! Cinta dunia dan takut mati.. justru karena kita malas berjihad, duduk-duduk di rumah, itulah sebuah bentuk “menjatuhkan diri kedalam kebinasaan”, bunuh diri!
Lalu apa karena mereka lebih senang melakukan jihad perang daripada “jihad ekonomi, jihad ilmu, jihad nafsu, dan semua jenis jihad yang kalian ciptakan sendiri”, sehingga kalian mencela mereka sebagai orang yang jahil, gila, ceroboh, dan terburu-buru tanpa memperhitungkan kekuatan?
Ketahuilah!
Rosululloh Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam pada sebuah riwayat dari Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari ‘Amru bin ‘Abasah ia berkata:
“Seorang lelaki bertanya kepada Rosululloh Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rosululloh, apakah Islam itu?” beliau bersabda, “Hatimu pasrah kepada Allah ‘azza wa jalla dan kaum muslimin selamat dari (gangguan) lidah dan tanganmu.” Ia berkata lagi, “Bagaimanakah Islam yang paling sempurna?” beliau bersabda, “Iman.” Ia berkata, “apakah iman itu?” beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rosul-Nya dan hari berbangkit setelah kematian.” Ia berkata lagi, “Iman bagaimanakah yang paling utama?” beliau bersabda, “Hijroh.” Ia bertanya, “Apakah hijroh itu?” beliau bersabda, “Engkau jauhi keburukan.”, Ia berkata, “Hijroh bagaimana yang paling utama?” beliau bersabda, “Jihad.” Ia bertanya, “Apakah jihad itu?” beliau bersabda, “Engkau perangi orang-orang kafir jika engkau bertemu dengan mereka.” Ia berkata, “Jihad bagaimanakah yang paling utama?” beliau bersabda, “Siapa saja yang kuda terbaiknya terluka dan darahnya tertumpah.”
Rosululloh Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kemudian dua amal yang keduanya merupakan amalan terbaik kecuali kalau ada yang melakukan yang semisal; hajji mabrur dan umroh.” HR.Ahmad dan Ibnu Majah.
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita itu diwajibkan jihad? Beliau menjawab: “Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya, yaitu haji dan umrah.” – HR.Ahmad dan Ibnu Majah.
Itulah makna syar’i jihad, yakni perang! Karena hal itulah, para ulama sepakat, jika menemukan kata jihad yang disebutkan secara mutlak, atau berdiri sendiri, maka maknanya tidak dibawa kecuali kepada makna berjihad melawan orang kafir dengan pedang sampai mereka masuk Islam, atau memberikan jizyah dari tangan sementara mereka dalam keadaan hina! dan tidak dibawa kepada makna lainnya. Sehingga, jika ada kata.. “berjihadlah terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu” secara mutlak dan tidak ditunjukan bagaimana cara berjihadnya, maka cara berjihad yang dimaksud adalah dengan perang atau mengerahkan segenap kekuatan untuk berperang melawan orang-orang kafir dengan pedang atau senjata..bukan berperang melawan orang kafir dengan cara berbakti kepada orangtua, atau berpuasa, atau menuntut ilmu, dsb..
sehingga salah jika mengatakan bahwa maksud kata diatas adalah, “berbaktilah terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu” atau “tahanlah hawa nafsumu terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu” ,…. salah besar… melainkan artinya, “PERANGILAH DENGAN PEDANG orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu”…Belajar kita bukanlah jihad. Ilmu kita bukanlah jihad. Duduk-duduk bersama saudara-saudara kita di dalam halaqoh-halaqoh ilmu bukanlah jihad, berjuang di parlemen parlemen kufur bukanlah jihad. Jihad adalah perang, selama panji jihad masih berkobar, selama tombak tombak masih terhunus, dan selama engkau dalam keadaan sehat dan memungkinkan untuk memanggul senjata.
“Karena Amerika adalah super power maka kita juga perlu super power untuk mengimbanginya, kita juga perlu membentuk negara super power untuk mengalahkannya.”, kata-kata ini sangat kuat tertanam di benak antum yang merasa, HARUS MENGUMPULKAN KEKUATAN BESAR DAHULU BARU BERPERANG. Padahal telah nyata runtuhnya Rusia (super power dunia) ditangan bangsa termiskin di dunia (afghan). Hendaklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, bukankah dalam pelajaran sejarah yang kita kenal adalah kekuatan NATO dan Pakta Warsawa. Dan semua mengatakan kekuatan mereka berimbang. Pakta Warsawa telah diruntuhkan oleh bangsa yang dimuliakan Allah ini (Afghan), otomatis kekuatan amerika berarti hanya setara dengan Rusia, otomatis lagi Amerika pasti dikalahkan oleh bangsa termiskin di dunia ini! Lalu apakah kekuatan senjata yang menjadi parameternya? BUKAN YA AKHI!! YAKNI IMAN!
Q.S 8:65. Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.
Apa kalian mengerti? Apa kalian yakin? Siapakah yang lebih kuat? antara amerika atau Robbul Alamin? apakah kalian percaya bahwa Allahazza wa jalla lebih kuat dari amerika? Apakah kalian betul-betul yakin bahwa RobbulIzzati (Tuhan yang Maha Perkasa) lebih kuat dari rudal-rudal amerika dan armada-armada tentaranya? Kalian pasti akan menjawab “Itu tak diragukan lagi.” Demi Allah, andaikan negeri-negeri islam percaya bahwa AllahAzza wa Jalla lebih kuat daripada Israel, maka kita tidak akan pernah mengalami kekalahan di semua medan kehidupan kita. Kita tidak akan kembali menelan kehinaan, penyesalan dan kerendahan dalam setiap aspek kehidupan … sekiranya kita meyakini bahwa Allah swt. lebih tinggi, lebih agung dan lebih besar daripada Israel, maka kita tidak akan terjerumus lagi ke dalam lembah kehinaan seperti yang pernah menimpa kita.
Bukankah kita hari ini sedang mengalami kekalahan dan kehinaan di semua lini, kecuali sedikit orang yang dirahmati Allah, hari ini kita sedang merasakan pahitnya kerendahan dan penyesalan di semua segi kehidupan. Kenapa? Karena jawaban keyakinan bahwa Allah lebih kuat dari Amerika hanya di mulut, tidak sampai dihati dan di amal.
Keyakinan itu hanya berhenti di kepalan tangan dan di teriakan mulut, tidak mengalir bersama aliran darah kita. Apakah kalau kita ditanya : “lebih kuat mana amerika dengan Allah?” lantas kita jawab : “Pasti lebih kuat Allah”, kemudian sekonyong-konyong keadaan berubah. Atau saat kita berdemo sambil teriak dan mengepalkan tangan : “ganyang Amerika, amerika penjahat dsb” lantas keadaan langsung berubah? Apakah dengan kata-kata, teriakan dan kepalan tangan lantas keadaan berubah?
Tidaklah Allah menurunkan pertolongannya hingga kita membuktikannya dengan amal, tauhid uluhiyah adalah dengan amal. Tidaklah Allah memberikan kemenangan melainkan hanya kepada orang-orang yang telah terbukti aqidahnya, telah terbukti tauhidnya dengan perantaraan air mata, keringat dan darahnya. Tidaklah Allah memberikan kemenangan kepada orang-orang yang gamang dengan kekuatan amerika atau raksasa-raksasa dunia lainnya. Allah tidak akan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang takut kepada amerika,silau dengan kemegahan militer amerika. Hingga Allah melihat kepada hambanya, bahwa hamba-Nya ini telah memberikan segala sesuatu yang dia punya dalam peperangan yang nyata ini karena tidak rela Robb-Nya direndahkan oleh makhluk jahat dan fasik yang hina (amerika), saat itulah Dia melihat bukti bahwa hamba-Nya ini layak mendapatkan satu dari dua kemenangan. Sementara hari ini kita menjumpai ada segolongan manusia (alqaida, amrozi dkk, taliban) yang membuktikan tauhid uluhiyah dengan amal, air mata, keringat, darah, bahkan nyawa tetapi segolongan umat islam lainnya malah mencela.
Sekarang siapa yang lebih kuat, Allah swt atau Rusia? Mana yang lebih kuat, Allah atau Amerika? Apa kalian yakin, mengerti, dan percaya, bahwa tentara-tentara Allah yang tidak memiliki nuklir mampu mengalahkan Amerika?! Lalu kenapa kita harus menunggu harus memiliki senjata yang cukup dan tentara yang banyak baru mau maju berperang? Apa karena kita takut kalah? Bukan! Tapi karena kita, takut mati dan cinta dunia!
Sumber: Forum Islam Al-Busyro, dikutip dari Al Akh Abu Isrofiel “Al Ghuroba, Manhaj Mereka Yang Terasing”