JAKARTA (Arrahmah.com) – Beberapa waktu lalu (11-12 Februari) Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI) menggelar Ijtima’ Nasional di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Ada beberapa rekomendasi Ijtima’ Nasional yang dihasilkan, salah satunya adalah mendesak pemerintah melalui Lembaga Sensor Film (LSF) dan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) untuk mencabut film “Perempuan Berkalung Sorban” dari peredaran, mengingat film tersebut memfitnah pesantren.
“Film tersebut tak layak ditonton umat Islam. Film ini mengusung liberalisasi, sosialis, memfitnah pesantren, dan meledek alim ulama. Inilah garapan sutradara Hanung Bramantyo terjelek setelah Ayat-ayat Cinta yang mendulang sukses,” ujar Pimpinan Ponpes Modern Darunnajah ini.
Itulah sebabnya, para ulama yang tergabung dalam BKSPPI bertekad untuk ikut menjauhkan Pondok pesantren dari pemahaman-pemahaman yang membahayakan aqidah dan keutuhan pondok pesantren itu sendiri, seperti komunisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme, serta aliran-aliran sesat lainnya, yang kian hari kian mewabah saja. ”Yang jelas, BKSPPI akan menentukan dan menyeleksi buku-buku rujukan di dalam pendidikan pondok pesantren. Haram hukumnya buku-buku liberal dan kiri masuk pesantren,” tegas Mahrus. (sabili)