Oleh Nazwa Hasna Humaira
Aktivis Dakwah
Penemuan tiga orang mayat di sebuah rumah yang bertempat di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, kembali diusut. Tersangka pembunuhan diduga seorang guru spritual yang pernah ditemui oleh keluarga korban di sebuah makam keramat di Garut. Ketiganya ditemukan dengan kondisi membusuk dan memiliki luka serius di leher, diperkirakan mereka dibunuh saat malam atau dini hari. Motif dari kejadian ini dikarenakan adanya rasa sakit hati terkait masalah utang piutang, yang berakhir dengan aksi perampokan dan pembunuhan. (Detikjabar.com, 18/5/24)
Tanpa membutuhkan waktu lama, pihak kepolisian pun berhasil menangkap pelaku. Mereka menjadi dekat sejak dua bulan yang lalu, saat berziarah ke pemakaman di daerah Cicalengka. Karena terlilit utang ia pun berniat untuk merampok, lalu membunuhnya dengan alasan dendam karena terdapat janji yang tidak terpenuhi. Sayangnya, senjata yang digunakan tidak ditemukan di tempat kejadian perkara juga kurangnya saksi.
Ternyata aksi tersebut dilakukan tidak sendiri, melainkan dibantu oleh salah seorang temannya. Sehingga, kasus ini merupakan pembunuhan berencana. Pada dasarnya ketentuan hukumnya telah jelas yaitu hukuman mati. Namun, karena belum mendapat kejelasan dari pihak kepolisian, kasusnya terkesan menggantung.
Itulah salah satu gambaran kasus yang terjadi di tengah masyarakat. Di mana nyawa sedemikian murahnya seolah tidak berharga. Hanya demi hal sepele seseorang bisa membunuh tanpa merasa takut. Warga pun terus dibuat was-was karena tidak terjaminnya keamanan.
Masyarakat berharap para pemangku kebijakan terlebih pemimpinnya mampu menciptakan suasana aman dengan menghilangkan segala pemicunya lalu menyelesaikannya agar tidak berulang.
Pemimpin adalah sosok dambaan rakyat, tempat menggantungkan segala harapan. Mulai dari masalah kebutuhan pokok, keamanan, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Di mana semua itu harus mampu dirasakan oleh setiap individu di dalam negara. Penguasa harus dekat dengan rakyat, mengetahui permasalahan yang dihadapi dan apa yang mereka butuhkan.
Namun, saat ini tekanan hidup yang tinggi membuat sebagian orang kehilangan kesadaran, kehilangan akal sehat hingga rela menghilangkan nyawa manusia. Seperti kasus di atas, hanya karena masalah utang yang tidak mampu ia bayar, membuatnya tega membunuh yang akhirnya menyeretnya pada jeruji besi.
Inilah dampak diterapkannya ideologi kapitalisme sekuler yang memandang dunia hanya sebatas untuk meraih kebahagiaan materi saja. Berbagai kasus pembunuhan terus terjadi dengan berbagai motif yang beragam, salah satunya adalah kekurangan ekonomi dan kesulitan untuk bertahan hidup.
Kapitalisme gagal mewujudkan kesejahteraan yang seharusnya dirasakan rakyat akibat penguasa lebih mengutamakan kepentingan para pengusaha dan pemilik modal, rakyat terabaikan. Alhasil, tekanan ekonomi semakin membuat kehidupan kian sulit, sehingga tega melakukan penghilangan nyawa sesama.
Adapun sanksi hukum yang ada tidak mampu sama sekali memberi efek jera, sehingga terulang kejahatan yang serupa. Kasus pembunuhan yang seharusnya mendapatkan hukuman mati, dengan mudahnya bisa berkurang masa tahanannya hanya karena “berperilaku baik”. Lantas dimanakah letak sebuah keadilan dan keamanan?
Lain halnya dalam sistem Islam, seluruh aturan termasuk sanksi telah ditetapkan secara langsung oleh sang Pencipta yang tertuang dalam Al-Qur’an dan sunnah. Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk mengayomi seluruh urusan rakyat, terutama kebutuhan pokoknya. Islam memandang keamanan, pendidikan, kesehatan adalah kebutuhan pokok publik yang dibebankan kepada negara.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang terbina oleh Islam, bukan masyarakat liberal seperti dalam kapitalisme. Sehingga tercipta lingkungan sosial yang aman bagi umat untuk beraktivitas. Andaikan kejahatan masih terjadi maka akan diberlakukan sanksi tegas sesuai syariat. Yang membunuh dengan sengaja maka sanksinya akan dibunuh lagi. Hukum berlaku setimpal, hal inilah yang akan membuat orang jera untuk melakukannya.
Allah Swt. berfirman: “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain , atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS: Al-Ma’idah [5]: 32)
Dari paparan di atas, solusi terjaminnya keamanan di tengah masyarakat hanyalah diterapkannya sistem Islam. Untuk mewujudkannya perlu adanya upaya dengan mendakwahkannya agar umat faham dan menuntut diberlakukannya aturan Islam dalam sebuah institusi.
Wallahu’alam bisshawwab