PESHAWAR (Arrahmah.id) — Kelompok militan Jamaat al Ahrar mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah masjid yang berada di kompleks polisi di Peshawar. Serangan itu dilakukan sebagai balas dendam atas pembunuhan seorang mantan komandan Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Dilansir The Media Line (1/2/2023), sebelumnya Omar Mukaram Khorasani, kepala Jamaat al Ahrar yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Pusat TTP, mengklaim dalam sebuah tweet bahwa “Masjid Polisi Peshawar adalah serangan bunuh diri ke-4 dalam serangkaian operasi yang diluncurkan sebagai balas dendam atas terbunuhnya mantan Komandan TTP Omar Khalid Khorasani.”
Namun karena amir ke-4 TTP, Mufti Noor Wali Mehsud, tidak berkenan atas nama TTP, akhirnya serangan dinyatakan dilakukan oleh Jamaat al Ahrar, ungkap The Media Line.
Menurut juru bicara TTP, Mohammad Khorasani, menyasar masjid, sekolah, dan pemakaman sangat dilarang oleh konstitusi gerakannya.
Hingga kini, korban tewas akibat serangan itu naik menjadi 100 orang sedangkan 225 orang lainnya terluka, ujar Muhammed Asim, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar, kepada The Media Line.
Serangan itu meledakkan atap masjid yang kemudian runtuh dan menimpah mayoritas anggota polisi Pakistan dan. Imam masjid, Sheik Noor Ul Amin.
Azhar Mehmood, seorang perwira polisi senior di Peshawar, mengatakan kepada The Media Line bahwa polisi provinsi Khyber Pakhtunkhwa telah terlibat dalam operasi besar-besaran melawan TTP selama beberapa tahun terakhir. Menurutnya, kemungkinan serangan kemarin dilakukan untuk melemahkan semangat pasukan.
Jamaat al Ahrar merupakan faksi yang bergabung di TTP Kelompok tersebut merupakan dalang dari sejumlah bom di Pakistan.
Faksi ini pernah mengaku berada dibalik pengeboman orang kristen saat perayaan Paskah tahun 2016, yang terjadi di sebuah taman di Lahore. Peristiwa tersebut menewaskan setidaknya 70 orang, termasuk 29 anak-anak. Ia juga mengklaim serangan bunuh diri di sebuah rumah sakit di Quetta yang menewaskan 74 orang. (hanoum/arrahmah.id)