MEKKAH (Arrahmah.id) — Seorang jamaah dari negara Amerika Serikat (AS) ditahan di Arab Saudi saat menunaikan ibadah umrah. Dia ditahan setelah berselisih dengan petugas keamanan.
Seperti dilansir AFP (14/11/2022), warga negara itu bernama, Mohamad Salem. Dia ditahan pada 1 November dan telah dipindahkan ke fasilitas dengan keamanan maksimum yang biasanya digunakan untuk tahanan politik terkenal dan tersangka teroris.
Dia adalah salah satu dari beberapa orang AS yang baru-baru ini berselisih dengan otoritas Saudi, di tengah meningkatnya ketegangan antara dua mitra lama atas pasokan minyak global.
“Salem (63) asal Yaman, melakukan perjalanan ke Arab Saudi dengan dua putranya untuk menunaikan ibadah umrah di Masjidil Haram di Mekkah, situs paling suci Islam,” kata juru bicara keluarga tersebut Moughni melalui sambungan telepon dari tempat tinggal Salem.
Saat mengantre, dia terlibat pertengkaran mulut dengan petugas keamanan yang memisahkan dia dari putra-putranya. Belakangan, dua pria mendekatinya dan mengatakan bahwa mereka berasal dari Libya dan menanyakan apa yang terjadi.
“Pada titik ini, Mohammad sangat marah, dia sangat marah. Dia membiarkannya keluar. Dia berkata, ‘Jika bukan karena Mekkah dan Madinah, kami akan membakar negara ini sampai rata dengan tanah’,” kata Moughni, yang mengkonfirmasi rincian dari insiden itu dengan berbicara kepada putra Salem.
“Kedua pria itu ternyata adalah agen Saudi yang menyamar, dan Salem ditahan,” lanjut Moughni.
Pejabat Saudi dan kedutaan AS di Riyadh tidak segera menanggapi permintaan komentar. Moughni mengatakan kedutaan telah memberi keluarga Salem daftar kemungkinan pengacara, tetapi sejauh ini tidak ada yang setuju untuk menangani kasus tersebut.
Kerabat Salem tidak tahu apakah dia telah didakwa. Mereka semakin mengkhawatirkan kesejahteraannya sejak Salem dipindahkan ke Penjara Pusat Dhahban, tempat Amnesty International sebelumnya mendokumentasikan tuduhan penyiksaan melalui sengatan listrik dan cambuk. (hanoum/arrahmah.id)