SINAI (Arrahmah.com) – Dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke forum-forum jihad pada Ahad (23/3/2014), Jama’ah Anshar Baitil Maqdis (Anshar Yerusalem) mengkonfirmasi kesyahidan enam pejuang mereka dalam operasi melawan pasukan keamanan junta Mesir pada Rabu (19/3). Serangan itu berlangsung sekitar 20 km sebelah utara Kairo.
Keenam anggota Anshar Baitil Maqdis yang gugur dalam operasi tersebut diidentifikasi sebagai: Fahmi Abdul Raouf Muhammad (Abu Dujana), Samir Abdul Hakim (Abu al Bara), Muhammad Ali Mohsen Muhammad (Abu Musab), Muhammad Sayed Mahmoud Ahmad (Abu Musab), Osama Saeed Abdul Aziz (Abu Omar), dan Abdul Raouf Fahmi Abdul Raouf (Abu Mu’adz). Dua dari mereka sebelumnya telah diidentifikasi oleh otoritas junta Mesir sebagai tersangka dalam serangan baru-baru ini di Mesir.
Sejauh ini, kelompok jihad Anshar Baitil Maqdis telah mengkonfirmasi gugurnya 25 anggota mereka. Menurut sejumlah media, awal bulan ini, mereka telah mengkonfirmasi kesyahidan dua anggotanya, termasuk seorang komandan, Tawfiq Mohammed Freij.
Menurut pernyataan tersebut, Fahmi Abdul Raouf Muhammad dan Samir Abdul Hakim telah berjuang dalam pertempuran yang sedang berlangsung di Suriah. Mereka adalah anggota Anshar Baitil Maqdis ketiga dan keempat yang dikonfirmasi telah berjuang di Suriah sebelum kembali ke Mesir.
Pernyataan Anshar Baitil Maqdis sebelumnya telah telah mengungkapkan bahwa Walid Badr dan Saaed Al-Shahat bertempur di Suriah sebelum kembali ke Mesir, di mana mereka kemudian gugur. Dan pada tanggal 10 Maret, Kementerian Dalam Negeri Mesir mengumumkan penangkapan Muhammad Durri Ahmad Al-Taliawi, mengklaim bahwa dia terlibat dalam pemboman Direktorat Keamanan Kairo pada bulan Januari dan bahwa dia telah berjuang di Suriah. Namun, Anshar Baitil Maqdis belum mengkonfirmasi bahwa Taliawi adalah anggota mereka.
Dalam pernyataan terbarunya, Anshar Baitil Maqdis menyatakan bahwa perjuangan mereka yang gugur melawan pasukan keamanan junta Mesir pada Rabu (19/3) begitu mengagumkan padahal mereka kalah dalam jumlah dan persenjataan. Para pejuang Anshar Baitil Maqdis “mengajarkan kepada tiran mengenai sebuah pelajaran yang mereka tidak akan pernah lupakan,” tegas kelompok jihad ini. Anshar Baitil Maqdis lebih lanjut menyatakan bahwa para pejuang mereka bisa saja meledakkan bom yang akan memporakporandakan wilayah bentrokan dengan pasukan junta, tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya demi warga sipil di sana.
Anshar Baitil Maqdis
Anshar Baitil Maqdis adalah kelompok jihad yang dominan beroperasi di Semenanjung Sinai saat ini. Para pejuang yang sering terlihat mengibarkan bendera tauhid ini telah menyatakan beranggung jawab atas sejumlah serangan terhadap penjajah “Israel” dan Mesir sejak tahun 2011.
Pada September 2013, Anshar Baitil Maqdis, yang mengeluarkan pernyataan mereka melalui forum jihad Al Fajr Media Center, outlet distribusi media eksklusif Al-Qaeda, menyatakan bahwa “adalah wajib untuk memukul mundur mereka [tentara Mesir] dan melawan mereka sampai perintah Allah terpenuhi.” Laporan-laporan terbaru di media Mesir telah berspekulasi bahwa Anshar Baitil Maqdis mungkin memiliki link dengan Muhammad Jamal dan Muhammad Jamal Network (MJN), yang ditambahkan ke dalam daftar “teroris” yang ditunjuk pemerintah salibis AS dan daftar sanksi PBB pada Oktober 2013.
Jamal, pejuang yang telah dikaitkan dengan serangan “teror” Benghazi 11 September 2012, dilaporkan telah mendirikan “beberapa kamp pelatihan jihad di Mesir dan Libya dengan dana dari Al-Qaeda di Semenanjung Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Pada akhir Agustus, Anshar Baitil Maqdis mendapatkan sambutan dari seorang petinggi AQAP sebagai “saudara-saudara mujahidin kami di Sinai.”
Perlawanan baru
Sejak 3 Juli 2013, telah ada lebih dari 315 serangan yang dilaporkan di dalam wilayah Semenanjung Sinai, yang sebagian besar ditargetkan terhadap pasukan keamanan dan aset junta Mesir. Sejumlah serangan ini, termasuk serangan bom mobil pada 20 November 2013, yang menewaskan 11 personel keamanan junta Mesir, telah diakui oleh Anshar Baitil Maqdis. Pada tanggal 26 Januari, Anshar Baitil Maqdis merilis video di mana para pejuangnya menggunakan rudal darat yang diluncurkan ke udara untuk menjatuhkan sebuah helikopter junta Mesir yang beroperasi di Sinai Utara. Lima tentara junta Mesir tewas dalam serangan itu.
Serangan oleh mujahidin yang berbasis di Sinai, khususnya Anshar Baitil Maqdis, juga terjadi di luar Sinai Utara. Pada 5 September 2013, seorang mujahid dari kelompok jihad ini melancarkan operasi istisyadiyah dalam upaya untuk menewaskan menteri dalam negeri Mesir di Nasr Cityr, Mohammed Ibrahim. Sebulan kemudian, seorang mujahid Anshar Baitil Maqdis melancarkan serangan syahid di Direktorat Keamanan Sinai Selatan di El Tor, yang menewaskan tiga personel keamanan junta dan melukai lebih dari 45 lainnya. Pada 19 Oktober 2013, kelompok jhad yang berbasis di Sinai ini menargetkan gedung intelijen militer di kota Ismailia dalam pemboman mobil lainnya.
Dan pada 19 November 2013, kelompok ini menyatakan bertanggung jawab atas serangan penembakan terhadap Letnan Kolonel Mohammed Mabrouk, seorang petugas keamanan nasional senior junta Mesir, di Kairo. Pada akhir Desember 2013, seorang mujahid Anshar Baitil Maqdis melancarkan serangan bom mobil di luar direktorat keamanan Daqahliya di Mansoura hingga menewaskan lebih dari 12 dan melukai lebih dari 130 lainnya. Lima hari setelah serangan di Mansoura, Anshar Baitil Maqdis kembali melancarkan serangan bom mobil di luar gedung intelijen militer di Anshas di Provinsi Sharkiya.
Baru-baru ini, Anshar Baitil Maqdis juga menyatakan bertanggung jawab atas serangkaian pemboman di Kairo, termasuk pemboman mobil di Direktorat Keamanan Kairo pada 24 Januari yang menewaskan setidaknya enam orang. Pada tanggal 28 Januari, kelompok jihad ini mengatakan para pejuangnya bertanggung jawab atas tewasnya seorang ajudan Menteri Dalam Negeri Mesir di Kairo.
Brigade Al-Furqan, yang disebut-sebut tidak diyakini berbasis di Sinai, juga telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah penembakan dan serangan roket di daratan Mesir sejak Juli 2013. Selain itu, sebuah kelompok yang menamakan dirinya Ajnad Misr telah mengaku bertanggung jawab atas serangan di tujuh daerah Kairo dalam beberapa bulan terakhir. Dan yang paling baru, sebuah kelompok yang menyebut diri mereka sebagai Anshar Al-Shariah Kataeb fi Ard Al-Kinanah, mengaku bertanggung jawab atas serangan penembakan di Provinsi Sharkiya, Beni Suef, dan Giza.
Pernyataan Anshar Baitil Maqdis
Untuk setiap operasi jihad yang dilancarkan, Mujahidin Anshar Baitil Maqdis megeluarkan rilisan pernyataan mereka secara resmi melalui Forum Shamikh Islam dan Forum Al-Fida Al-Islamy. Dalam setiap penutup pernyataan mereka, mereka juga selalu menambahkan catatan untuk menekankan beberapa poin penting mengenai pernyataan yang mereka keluarkan. Poin-poin tersebut ialah sebagai berikut.
¤ Kami tidak memiliki akun resmi maupun tidak resmi di media jejaring sosial.
¤ Kami tidak memiliki email dan kami tidak berhubungan dengan berbagai akun jejaring resmi maupu tidak resmi.
¤ Kami peringatkan untuk semua pihak, bahwa rilisan pernyataan kami dan rilisan-rilisan kami lainnya dikeluarkan melalui Forum Shamikh Islam dan Forum Al-Fida Al-Islamy, karena banyaknya kelompok yang mengkampanyekan pencitraan buruk terhadap pernyataan yang dimuat dalam akun jejaring sosial.
¤ Kami ulangi seruan kami untuk saudara-saudara kami di Mesir untuk menjauhi kediamaan dan markas-markas keamanan serta polisi, agar jiwa-jiwa kalian pun terjaga.
(banan/arrahmah.com)