ACEH UTARA (Arrahmah.com) – Sedikitnya 99 etnis Rohingya, yang sebelumnya terdampar di perairan Aceh Utara, dinyatakan non reaktif setelah menjalani rapid test oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 Aceh Utara.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Amir Syarifuddin mengatakan, pasca puluhan Muslim etnis Rohingya direlokasi ke bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe, pada Kamis malam (25/6/2020), petugas langsung melakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid test Covid-19.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test, semua pengungsi etnis Rohingya hasilnya non reaktif, atau negatif COVID-19,” kata Amir Syarifuddin, Jumat (26/6/2020).
Disebutkan, selain dilakukan rapid test, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan secara umum. Hal ini dilakukan karena beberapa orang diantara mereka dalam kondisi lemah, setelah sebelumnya mereka sempat terombang-ambing di lautan.
“Beberapa warga etnis Rohingya yang sakit, tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hanya dilakukan perawatan di lokasi penampungan sementara. Namun saat penanganan pengungsi tetap mengedepankan protokol kesehatan, tidak boleh sembarangan orang keluar masuk menemui pengungsi,” pungkasnya.
Diketahui, baru-baru ini nelayan di Kabupaten Aceh Utara telah menyelamatkan hampir 100 pengungsi Muslim Rohingya yang datang menggunakan perahu.
Diketahui, sebanyak 15 orang laki-laki, 49 perempuan hingga 30 anak-anak telah dievakuasi oleh para nelayan di Aceh.
Kapal tersebut sempat tertahan karena tak diperbolehkan mendarat oleh petugas keamanan setempat. Warga mendesak agar pengungsi Rohingya tersebut supaya segera diturunkan ke daratan.
Kapal imigran yang konon dalam kondisi rusak itu awalnya tidak diizinkan oleh aparat keamanan berada dekat di bibir pantai.
Posisi kapal dalam radius sekitar 800 meter dari pantai. Tindakan masyarakat Aceh ini yang menarik kapal tersebut mendapat apresiasi dari netizen hingga tokoh politik tanah air.
(ameera/arrahmah.com)