JAKARTA (Arrahmah.com) – Sikap Syiah “tidak sebagus” sikap Ahmadiyah yang dapat selalu tersenyum walaupun mereka sedang diusik. Sebaliknya orang Syiah tidak akan membiarkan kekerasan berjalan begitu saja. Peringatan tersebut disampaikan ketua dewan syura Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaludin Rahkmat.
Dalam ajaran Syiah menurutnya, dibenarkan untuk melakukan balas dendam karena terlebih dulu diperangi dan dizalimi.
“Kita diijinkan agama kepada orang-orang yang memerangi untuk balas menyerang,” kata Ketua Dewan Syura Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rahkmat di acara “Milad ke 63 kang Jalal: Napak Tilas Perjalaanan Syiah Kang Jalal” di Kemang VI no 9, Kemang Raya, Jakarta, Rabu malam (29/8).
Menurut Jalal, jika dalam keadaan yang sudah terdesak, dibenarkan untuk melakukan kekerasan. “Tindak kekerasan kecuali mereka dalam keadaan terdesak,” paparnya.
Walaupun dalam Syiah dibolehkan melakukan kekerasan, ia menghimbau warga Syiah di Sampang tidak melakukan kekerasan kecuali dengan terpaksa.
Kata Jalal, orang-orang Syiah itu pemberani dan merasa bangga dapat mengalirkan darah bersama Imam Husein demi tegaknya Syiah.
Tantang Sunni?
bahkan, ia sesumbar menantang pertarungan antara sunni dengan syiah dapat digelar di negeri ini.
“Saya tidak bermaksud menantang, tetapi apakah harus saya memindahkan konflik sunnah-syiah dari Iraq ke Indonesia? Semua berpulang kepada pemerintah” tegas Jalal.
Selain itu, ia mengklaim, dalam sejarahnya belum pernah ada kelompok Syiah yang menyerang Sunni atau pengikut aliran lainnya. “Sepanjang sejarah belum ada Syiah menyerang Sunni,” tandasnya. (bilal/arrahmah.com)