ANKARA (Arrahmah.com) – Jaksa agung Istanbul telah mengajukan surat perintah penangkapan seorang pembantu utama penguasa de facto Arab Saudi dan wakil kepala intelijen asing karena dicurigai merencanakan pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Khashoggi.
Kantor kejaksaan menyimpulkan bahwa ada “kecurigaan kuat” bahwa Saud al-Qahtani dan Ahmed Asiri, yang keduanya dikeluarkan dari posisi mereka setelah pembunuhan, berada di antara para perencana pembunuhan, dua pejabat Turki mengatakan pada Rabu (5/12/2018).
Jamal Khashoggi, warga dan kolumnis Amerika Serikat untuk Washington Post, tewas tak lama setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
“Langkah jaksa penuntut untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan Asiri dan Qahtani mencerminkan pandangan bahwa pemerintah Saudi tidak akan mengambil tindakan formal terhadap orang-orang itu,” kata salah seorang pejabat kepada kantor berita Reuters.
Pejabat itu menambahkan bahwa Arab Saudi dapat mengatasi kekhawatiran internasional dengan mengekstradisi semua tersangka dalam kasus itu ke Turki.
Menurut kantor berita AFP, permohonan waran itu diajukan pada Selasa (4/12).
Pada saat publikasi, Arab Saudi belum secara terbuka menanggapi permintaan tersebut.
Jaksa penuntut Saudi sebelumnya telah mengakui bahwa al-Qahtani dan Asiri adalah bagian dari rencana untuk membunuh Khashoggi.
Kedua pria itu adalah pejabat tinggi yang memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Al-Qahtani adalah salah satu tokoh dengan profil tertinggi yang terlibat dalam pembunuhan itu. Ia dipercaya sebagai tangan kanan Pangeran Mohammed.
Pria berusia 40 tahun itu diangkat sebagai penasihat istana kerajaan setelah pembunuhan Khashoggi. Sebelumnya, ia melayani sebagai penasihat media untuk Pangeran Muhammad.
Al-Qahtani diyakini telah mengawasi tim beranggotakan 15 orang yang terbang dari ibukota Saudi, Riyadh, ke Istanbul untuk melakukan pembunuhan Khashoggi, meskipun ia tidak melakukan perjalanan ke Turki.
Tidak juga dengan Asiri, yang bertugas sebagai juru bicara koalisi pimpinan Saudi di Yaman sebelum ditunjuk sebagai penasihat untuk Pangeran Mohammed, yang kemudian mempromosikannya sebagai pejabat intelijen pada tahun 2017.
Asiri sering menjadi subyek kecaman dari kelompok-kelompok hak karena abai terhadap korban sipil dalam perang di Yaman.
Al Jazeera melaporkan dari Istanbul ada kemungkinan bahwa lebih banyak penangkapan akan diperintahkan.
“Jaksa penuntut Turki percaya bahwa orang-orang ini hanya bagian dari perencanaan dan kami memahami bahwa daftar itu tidak konklusif.”
“Kami memahami juga bahwa ada permintaan sebelumnya dari Turki ke Arab Saudi untuk mengekstradisi 18 orang yang mereka sebutkan terlibat dalam kejahatan tetapi tidak digubris.” (Althaf/arrahmah.com)