KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Kerajaan Malaysia telah menerapkan larangan terhadap seluruh ajaran Syiah setelah pihak yang berwenang mengeluarkan fatwa 5 Mei 1996. Sebelumnya, Syiah Zaidiyah dan Ja’fariyah boleh dikembangkan oleh penganutnya. Hal ini berdasarkan kepada Keputusan Muzakarah Jawatankuasa Fatwa pada 24 dan 25 September 1984 [Kertas Bil. 2/8/84, Perkara 4.2. (2)] mengenai aliran Syiah yang menyebutkan:
“Setelah berbincang dan menimbang kertas kerja ini Jawatankuasa telah mengambil keputusan bahawa hanya Mazhab Syiah dari golongan Al-Zaidiyah dan Jaafariah sahaja yang diterima untuk diamalkan di Malaysia.”
Namun, Jawatankuasa Fatwa Majelis Kebangsaan untuk Agama Islam Malaysia yang bersidang pada 5 May 1996 memutuskan bahwa fatwa tersebut telah dihapuskan dan tidak berlaku lagi.
Selanjutnya, menetapkan bahwa umat Islam di Malaysia hanya mengikuti ajaran Islam yang berasaskan pegangan Ahli Sunnah Wal Jamaah. Penerbitan, penyiaran dan penyebaran buku, risalah, film, video dan lain-lain berhubung dengan ajaran Islam yang bertentangan dengan pegangan Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah diharamkan.
“Syiah Zaidiyah dan Ja’fariyah tidak dimasukkan ke dalam fatwa tahun 1984 karena dianggap masih baik, dan dekat dengan ahli sunah. Mereka tidak berbahaya,” kata salah seorang pejabat di Jawatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
“Karena masa itu kita tidak menyangka syiah ini bahaya. Zaidiyah ini masih kita anggap paling baik, paling dekat dengan ahli sunah, seperti di Yaman. Demikian pula Ja’fariyah, kita tidak menyangka mereka mengembangkan ajarannya (yang berbahaya),”ungkapnya kepada wartawan JITU, Selasa (10/3/2015).
Malaysia menilai ajaran Syiah tidak hanya sesat, tetapi juga berbahaya, sehingga fatwa larangan untuk penyebaran seluruh aliran syiah kemudian dikeluarkan. Selain itu, “untuk mencegah Syiah memakai double standard, kita mengeluarkan fatwa itu,” tambahnya.
Bahaya yang dimaksud, seperti dijelaskan, adalah karena Syiah di Malaysia ini dibawa oleh revolusi Iran. Doktrin-doktrin dari Iran itulah yang berbahaya. Mereka telah memiliki negara dan menyebarkan ajarannya melalui kedutaan-kedutaannya di semua negara. “Itulah yang kita lihat sebagai bahaya,” ungkapnya. (azm/arrahmah.com)