JAKARTA (Arrahmah.com) – Ustadz Endang Maulana (45 tahun) meninggal dunia ditusuk oleh Albert (52), usai menasehati Albert yang kerap mabok di Kebon Kelapa Gambir Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013).
Ustadz Endang dikenal taat beribadah oleh para tetangganya. Dia kerap menasehati Albert karena kebiasaan maksiyatnya dan bikin onar di kampung .
Sekira pukul 02.00 WIB Albert yang sedang mabuk mengajak Endang berduel dan dia langsung menusukkan pisau ke perut Endang. Endang tidak siap dan tak bisa menangkis serangan tiba-tiba tersebut, terluka.
Kemudian Ustadz muda ini dilarikan ke RS Husada untuk mendapatkan pertolongan. Namun nyawanya tak tertolong. Taqdir Allah pria beranak dua ini menghembuskan nafas terakhir pukul 04.00 WIB. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Sebagian warga yang menyaksikan peristiwa tersebut marah dan mengeroyok Albert hingga babak belur.
“Karena Endang kan dikenal baik dan alim, sementara Albert kan dikenal pemabok dan rese kalau lagi mabok,” kata salah seorang warga Jumher, lansir detiknews.com, Kamis, (28/11/2013).
Tanggapan Habib Rizieq
Reaksi keras dan kemarahan umat Islam atas peristiwa itu bermunculan, tak terkecuali Ulama Jakarta, Habib Muhammad Rizieq Syihab mengecam keras tindakan premanisme terhadap seorang Ustadz di Kebon Kelapa tersebut.
“Preman di negeri kita makin merajalela, bahkan makin biadab. Mereka bukan saja tidak mau terima da’wah, apalagi hisbah, bahkan sudah mulai nekat menganiaya dan membunuh Ustadz,” komentarnya lewat sms kepada arrahmah.com Jumat pagi.
“Kini, saatnya umat Islam bangkit, bersihkan kampung kita dari preman biadab. Ada saatnya kita harus da’wah dengan lembut, dan ada saatnya kita mesti hisbah (powerful red) dengan tegas, bahkan ada saatnya kita wajib jihad dengan keras,” tambah imam besar Front Pembela Islam ini.
Habib Rizieq mengingatkan bahwa Islam memang agama lembut dan damai, tapi bukan berarti pasrah terhadap kezaliman dan kemunkaran. (azm/arrahmah.com)