ALEPPO (Arrahmah.com) – Salah satu aliansi Mujahidin Suriah terkuat, Jaisyul Fath, kembali menyatukan diri setelah berbulan-bulan mengalami perselisihan dan perpecahan, didorong oleh serangan besar rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad di Aleppo, ujar komandan salah satu faksi pejuang Suriah pada Senin (2/5/2016).
Aliansi yang dibentuk pada Maret 2015 dan mengambil petak besar di utara Suriah termasuk sebagian besar provinsi Idlib, telah dihidupkan kembali setelah upaya intens oleh para ulama dan tokoh jihad terkemuka untuk menghentikan kekejaman rezim Nushairiyah di Aleppo dan daerah pesisir, ujar Abu Yazeed Al-Taftanazi seperti dilansir Zaman Alwasl.
Sekitar 300 orang telah gugur dalam kampanye udara Rusia dan rezim Suriah di Aleppo selama satu pekan, yang telah menjadikan kota terbesar kedua di Suriah menjadi puing-puing.
Sementara itu, John Kerry, Menteri Luar Negeri AS pada Senin (2/5) dalam pertemuan awal dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir, mengklaim: “Pembicaraan dengan Rusia dan mitra koalisi hampir mencapai pemahaman, dalam memperbarui gencatan senjata di Suriah termasuk Aleppo.”
Jubeir mengutuk eskalasi pertempuran di Aleppo sebagai pelanggaran terhadap semua hukum kemanusiaan. Ia menyalahkan serangan udara di Aleppo pada pasukan rezim dan menyeru Bashar Asad untuk mundur.
“Dia bisa pergi melalui proses politik yang kami harap akan dia lakukan, atau dia akan dihapus secara paksa,” ujar Jubeir. (haninmazaya/arrahmah.com)