(Arrahmah.com) – Syaikh Jauhar Ridloni Marzuq menceritakan tentang Syaikh Muhammad Ghazali salah satu pengajar talaqqi di masjid Al-Azhar. Syaikh Taha Hibisyi pernah bercerita kepada kami dalam salah satu talaqqi beliau di Madinah Buus.
Beliau bercerita tentang salah satu gurunya, Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Suatu hari, Syaikh Muhammad Ghazali bermujadalah dengan seorang Ulama Salafi tentang orang tua Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, “apakah keduanya masuk surga atau masuk neraka?”
Kesempatan pertama diberikan kepada Ulama Salafi. Dia pun menyitir beberapa Hadits yang secara zahir menyebutkan kedua orang tua Nabi masuk neraka.
Pada saat Syaikh Ghazali diberikan kesempatan bicara, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Dan tidaklah kami menghukum (suatu kaum), sehingga kami mengutus (kepada mereka) seorang rasul.”
Syaikh dari Salafi itupun memotong pembicaraan Syaikh Al-Ghazali. “Hai, Syaikh, itu bukan Hadits nabi, itu Al-Qur’an. Kenapa anda mengatakan ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda’? Mestinya anda bilang, ‘Allah berfirman’.”
Syaikh Muhammad Ghazali pun tersenyum. Pancingannya tepat sasaran.
“Tenyata anda tahu kalau yang saya sebutkan adalah ayat Al-Qur’an. Jadi kenapa anda mendahulukan dalil dari Hadits-Hadits itu daripada Al-Qur’an? Semua Ulama sepakat bahwa setinggi apapun derajat Hadits, kekuatannya masih di bawah kekuatan dalil dari Al-Qur’an.” Syaikh itupun terdiam, dan semua hadirin ikut terdiam.
Dalam kesempatan lain, diceritakan oleh Syaikh Al-Qaradhawi dalam salah satu ceramahnya bahwa Syaikh Muhammad Al-Ghazali pernah ditanya oleh seorang pemuda. “Syaikh, apakah hukuman bagi orang yang meninggalkan shalat?” Syaikh Muhammad Ghazali menjawab. “Hukumannya adalah kamu tarik dia dan ajak ke masjid. Jadilah da’i (pengajak) terlebih dahulu sebelum kamu menghakimi (menjadi hakim).”
Rahimakumullah yaa Masyayikh…..
*Diterjemahkan oleh Muhammad Khilfi Izzat dari Suara Al-Azhar Edisi 1 Agustus 2015
(adibahasan/arrahmah.com)