ALEPPO (Arrahmah.com) – Pejuang Suriah dari berbagai faksi termasuk Jabhah Nushrah telah meningkatkan serangan terhadap pasukan rezim Nushairiyah dan pada Sabtu (2/4/2016) berhasil merebut sebuah bukit strategis di delatan Aleppo yang sebelumnya dikendalikan oleh pasukan rezim, ujar laporan kelompok pemantau.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan serangan dimulai pada Jum’at (1/4) dan pasukan rezim serta sekutunya berupaya untuk mengambil kembali kendali atas wilayah itu, lansir Zaman Alwasl pada Ahad (3/4).
Serangan pada Jum’at dimulai dengan ledakan tiga bom syahid yang dilakukan oleh Mujahidin Jabhah Nushrah di bukit Talat Al-‘Iss. Kemudian Jabhah Nushrah mengambil kendali dari bukit tersebut, ujar laporan SOHR.
Dalam sebuah pernyataan, Jabhah Nushrah mengatakan bahwa mereka menyergap pasukan rezim ketika pasukan rezim berusaha melarikan diri ke arah kota Hadhar.
SOHR mengatakan pertempuran sejauh ini telah menewaskan puluhan tentara rezim dan setidaknya 16 pejuang Suriah termasuk anggota Jabhah Nushrah juga telah gugur.
Rekaman yang disiarkan secara langsung oleh televisi pro-oposisi, Orient News TV pada Sabtu (2/4) memperlihatkan bukit yang menyediakan tempat yang menguntungkan di area yang luas. Bukit itu juga terletak di dekat jalan raya utama yang menghubungkan Aleppo ke Damaskus, ibukota Suriah, ke wilayah selatan.
“Ini adalah garis pemisah, posisi terdepan tentara Suriah di pedesaan selatan (Aleppo),” ujar seorang sumber militer mengatakan kepada Reuters.
“Di Aleppo selatan, kelompok bersenjata berkoordinasi dengan Jabhah Nushrah menyerang beberapa posisi militer, di Talat Al’Iss dan daerah sekitarnya. Tentu saja hal ini merupakan pelanggaran yang nyata dari ‘gencatan senjata’,” klaim sumber tersebut.
Namun seperti diketahui, “gencatan senjata” yang sesuai dengan arahan AS dan Rusia tidak mengikutsertakan Jabhah Nushrah dan ISIS di dalamnya. Serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah dan Rusia masih terus menggempur posisi keduanya hampir setiap harinya dan membunuh banyak warga sipil di wilayah-wilayah yang dikendalikan oleh mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)