HOMS (Arrahmah.com) – Yayasan Al-Manarah Al-Baidha’, sayap media mujahidin Jabhah Nushrah, pada Ahad (4/5/2014) merilis video “Peperangan ‘dan menyembuhkan [sakit hati] dalam dada kaum yang beriman’ – desa Jib Jandali – kota Homs yang terkepung”. Video berdurasi 13 menit 34 detik mendokumentasikan serangan gabungan mujahidin Jabhah Nushrah dan beberapa kelompok jihad lainnya di desa Nushairiyah, Jib Jandali, kota Homs yang terkepung.
Target-target peperangan:
1. Masuk ke desa Jib Jandali yang bersebelahan dengan desa Nushairiyah, Az-Zahra’, di kota Homs yang terkepung, menguasai wilayah yang memiliki nilai sangat strategis, dan menghubungkan jalan-jalan rayanya dengan menempatkan para sniper sehingga berada dalam jangkauan tembakan mujahidin.
2. Menolak serangan besar-besaran rezim Nushairiyah terhadap kota Homs yang terkepung dengan melakukan operasi militer surprise yang bisa membalikkan situasi dan mengacau balaukan planing mereka.
3. Menghukum musuh-musuh Allah yang menghalalkan kehormatan-kehormatan dan menodai harga diri para wanita muslimah yang suci, khususnya di kota Homs yang terluka.
4. Meninggikan moril juang mujahidin di kota Homs yang terkepung, setelah pihak-pihak tertentu enggan menolong mereka, meskipun mujahidin mengalami kelaparan yang berat, kesulitan dan penderitaan. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
Persiapan peperangan
Video memperlihatkan kesibukan mujahidin mempersiapkan bom-bom yang akan digunakan dalam serangan bom mobil. Mujahidin kemudian bersiap-siap dan berangkat dengan berjalan kaki menuju desa Nushairiyah, Jib Jandali.
Taushiyah sebelum peperangan
Sebelum peperangan dimulai, komandan mujahidin menyampaikan taushiyah pengobar semangat jihad. Dalam taushiyahnya, komandan mengingatkan mujahidin untuk senantiasa memperbaiki dan mengikhlaskan niat. Ia menyitir firman Allah dalam surat Al-Anfal tentang perintah untuk bersabar, teguh dan banyak berdzikir saat bertemu dengan pasukan musuh. Ia juga memberikan kabar gembira kemenangan bagi mujahidin sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah dan rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam.
Dalam taushiyah sebelum dimulainya peperangan, komandan mujahidin mengingatkan pasukannya dengan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam dalam perang Badar, “Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi!”
Video juga menampilkan audio khutbah pembakar semangat jihad oleh Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi rahimahullah.
Wasiat pelaku serangan syahid
Video kemudian memperlihatkan Abu Mu’adz Al-Himshi calon pelaku serangan syahid. Ia duduk di samping truk penuh bom yang akan ia pergunakan dalam operasi tersebut. Memegang selembar kertas, ia membacakan wasiat terakhirnya kepada keluarga dan saudaranya. Ia juga memberikan kabar gembira bagi penduduk muslim dalam kota Homs yang telah dikepung selama dua tahun penuh oleh pasukan rezim Nushairiyah.
Momen tersebut juga disertai dengan pesan audio Amir Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani hafizhahullah. Syaikh Al-Jaulani memberikan kabar gembira bagi penduduk Homs yang terkepung bahwa anak cucu Khalid bin Walid telah bersiap diri dalam operasi-operasi untuk mematahkan pengepungan pasukan rezim Nushairiyah terhadap kota Homs.
Video kemudian memperlihatkan suasana perpisahan Abu Mu’adz Al-Himshi dengan rekan-rekannya. Mereka berangkulan dan saling memberi wasiat terakhir.
Membuat terowongan sebagai jalur penyerbuan
Mujahidin telah menggali terowongan yang panjang menuju sasaran, yaitu desa Jib Jandali yang merupakan desa Nushairiyah dan markas pertahanan pasukan Nushairiyah. Terowongan dibuat sebagai jalur mujahidin pelaku serangan, sebagai bentuk surprise bagi pasukan Nushairiyah.
Regu-regu serbu mujahidin mulai memasuki dan menempuh jalur terowongan tersebut menuju bangunan-bangunan musuh di garis terdepan desa Jib Jandali.
Serangan syahid menghantam sasaran:
Peperangan dimulai pada hari Sabtu pagi, 19 Jumadil Akhirah 1435 H/19 April 2014 M dengan berangkatnya pelaku serangan syahid, al-akh Abu Mu’adz Al-Himshi [semoga Allah menerimanya] dengan sebuah truk penuh bom. Bagian depan truk telah dilapisi pelat baja untuk mengantisipasi tembakan gencar pasukan Nushairiyah.
Truk Abu Mu’adz Al-Himshi melaju dengan kencang menuju sasaran di tengah tembakan gencar pasukan Nushairiyah. Untuk memberi perlindungan kepada truk Abu Mu’adz, regu-regu serbu mujahidin menembak dengan gencar ke arah pasukan Nushairiyah.
Atas karunia Allah semata, truk tersebut berhasil mencapai target. Ledakan bom truk itu berhasil menghancurkan basis pertahanan terdepan pasukan rezim Nushairiyah Suriah di desa Jib Jandali.
Setelah itu dua orang anggota regu serbu berani mati berhasil maju ke tengah barisan pasukan Nushairiyah dan menewaskan sisa-sisa tentara Nushairiyah yang lolos dari serangan bom syahid.
Setelah itu keduanya mengefektifkan fungsi terowongan, dimana seorang anggota regu serbu berani mati tersebut kembali ke tengah mujahidin dengan selamat.
Serangan gencar ke desa Jib Jandali dan desa Az-Zahra’
Setelah itu regu-regu serbu mujahidin memulai penyerbuan, bersamaan waktunya mujahidin dari dalam kota Homs yang terkepung membombardir secara massif pasukan Nushairiyah dengan tembakan meriam Hawan dan meriam rakitan lokal.
Pada waktu yang bersamaan mujahidin membombardir markas-markas milisi Syiah dalam desa Nushairiyah, Az-Zahra’, dan basis-basis pertahanan Pasukan Pertahanan Nasional Nushairiyah dengan tembakan 13 buah roket Grad. Mujahidin menembakkannya dari luar kota Homs yang terkepung untuk menghantam jalur pengiriman bantuan militer rezim bagi desa Nushairiyah, Jib Jandali, dan mempermudah penyerbuan maju regi-regu serbu mujahidin terhadap bangunan-bangunan dalam desa Jib Jandali.
Hasil peperangan:
1. Menewaskan lebih dari 70 tentara Pasukan Pertahanan Nasional Nushairiyah.
2. Menghancurkan sebuah tank BMP dan sebuah mobil yang dilengkapi senjata mesin kaliber 14,5 mm.
3. Merebut beberapa senjata ringan, amunisi dan makanan.
4. Menimbulkan ketakutan pada penduduk Nushairiyah, khususnya penduduk desa Az-Zahra’ sehingga mereka mengungsi ke gunung-gunung dan wilayah pedalaman.
5. Mengangkat moral tempur mujahidin di Homs yang terkepung.
Allah Maha Melaksanakan perkara-Nya dan Allah Maha Kuasa untuk memenangkan mujahidin meskipun sarana-sarana materi di bumi telah terputus dari mujahidin. Maka hanya sarana-sarana dari Allah semata yang tersisa dan berperan. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.
(muhib al majdi/arrahmah.com)