(Arrahmah.com) – Sejak awal meletusnya revolusi rakyat muslim Suriah pada Maret 2011, rezim Nushairiyah Suriah telah mengandalkan sniper militer untuk mencerai-beraikan massa demonstran. Puluhan rakyat muslim Suriah setiap harinya gugur dan cedera oleh tembakan para sniper rezim selama masa berlangsungnya demonstrasi-demonstrasi damai anti rezim Nushairiyah.
Ketika demonstrasi damai berkembang menjadi perlawanan bersenjata dan jihad fi sabilillah, sniper-sniper militer rezim Nushairiyah tetap memegang peranan penting dalam konflik bersenjata. Meskipun kebanyakan korban sniper militer rezim Nushairiyah adalah warga sipil muslim yang tak berdosa. Rezim Nushairiyah memiliki instruktuk-instruktur sniper militer dari Rusia, China, Iran dan beberapa negara pendukungnya.
Menghadapi fakta tersebut, kelompok jihad Jabhah Nushrah mulai mendirikan kamp pelatihan militer dengan spesialisasi sniper. Kamp militer tersebut menyelenggarakan training tingkat khusus dan tinggi untuk mencetak sniper-sniper yang handal dalam barisan mujahidin.
Akun resmi Jabhah Islamiyah pada hari 28 Ramadhan 1435 H bertepatan dengan hari Sabtu, 26 Juli 2014 M telah merilis sebuah video pendek yang memperlihatkan kamp militer dengan spesialisasi pelatihan sniper mujahidin di sebuah tempat yang tidak disebutkan namanya. Pelatihan spesialisasi sniper tersebut dilaksanakan selama bulan suci Ramadhan 1435 H / Juli 2014 M.
Mujahidin yang masuk dalam training spesialisasi sniper tersebut mendapatkan pelatihan standar sniper militer. Berbagai macam jenis senjata sniper, teknik penyamaran, teknik menembak sniper, dan hal-hal yang berkaitan dengannya diajarkan di kamp tersebut.
Para instruktur training menyatakan pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mujahidin, dari taraf kelompok gerilya menjadi setara dengan kemampuan tentara nasional. Peningkatan skil mujahidin terus dikembangkan untuk menghadapi situasi jihad di Suriah yang semakin kompleks dan berat.
(muhib al majdi/arrahmah.com)