SURIAH (Arrahmah.com) – Jabhah Ansaruddin, sebuah koalisi dari beberapa kelompok jihad di Suriah, merilis sebuah pernyataan belasungkawa pada Sabtu (7/2/2015) atas kematian Syaikhul Mujahid Harits bin Ghazi An-Nazhari, seorang petinggi syariah Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP).
Pada Kamis (5/2), AQAP telah menegaskan bahwa Syaikh An-Nazhari syahid dalam serangan pesawat tak berawak salibis AS hanya beberapa hari sebelumnya.
Syaikh Harits syahid, in syaa Allah, bersama dengan tiga mujahidin lainnya dalam serangan pesawat tak berawak pasukan salibis AS di provinsi Shabwah, Yaman Selatan, pada Sabtu (31/1) lalu. Drone biadab AS menghantam mobil yang tengah mereka tumpangi dan membunuh mereka semua dalam perjalanan melintasi wilayah itu, innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Pernyataan belasungkawa berjudul “Biarkan Air Mata Mengalir untuk Orang seperti An-Nazhari,” itu pertama kali diterbitkan pada akun Twitter resmi Jabhah Ansaruddin. “Kami telah terperosok dalam kesedihan setelah menerima berita kesyahidan saudara kami, Syaikh Harits Bin Ghazi An-Nazhari, dalam penembakan Salibis terhadap umat Islam pada umumnya, dan para Mujahidin pada khususnya,” demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Muqawamah Media.
Jabhah Ansaruddin melimpahi pujian kepada Syaikh An-Nazhari, mengatakan bahwa beliau adalah orang yang menemui Rabb-Nya setelah menjalani hidup dengan penuh pengorbanan dan Jihad ditambah dengan ilmu, pembelajaran, dakwah dan nasihat kepada Mujahidin dan umat Islam.
“Sesungguhnya kematian pemimpin dan ulama’ adalah merupakan hal yang lumrah dalam dunia Jihad, dan juga merupakan sunnatullah di bumi ini. Dan juga adalah bukti murni dan tulusnya jalan dan manhaj yang dilaluinya. Dan tidaklah darah ini tumpah melainkan ianya in syaa Allah akan menjadi berkah dan tamkin dan kemenangan dari Allah (Subhanahu wa Ta’ala), sungguh darahnya orang beriman adalah cahaya dan api,” demikian bunyi pernyataan selanjutnya.
“Dan sungguh kematian seorang ulama merupakan bencana yang besar, seluruh umat Islam hari ini sangat membutuhkan orang seperti Syaikh yang mulia ini, semoga Allah memberikan kebaikan pada umat ini dan memberikannya pemimpin yang Rabbaniyyin dan Ulama yang Solihin.”
Jabhah Ansaruddin adalah aliansi dari empat kelompok jihad yang dibentuk pada tahun 2014. kelompok itu terdiri dari Jaisyul Muhajirin wal Ansar (JMA), Sham Al-Islam, Katibah Al-Khadra, dan Fajr As-Sham.
Departemen Luar Negeri AS menambahkan JMA dan Sham Al-Islam ke dalam daftar “teroris global” yang ditunjuk khusus pada bulan September 2014. Sekelompok besar Mujahidin dari Kaukasus berfungsi sebagai pemimpin dan komandan JMA. Sedangkan Sham Al-Islam terdiri dari Mujahidin Afrika Utara dan didirikan oleh mantan tahanan Guantanamo dari Maroko. Sedangkan Katibah Al-Khadra banyak diisi dan dipimpin oleh Mujahidin dari Arab Saudi.
Pernyataan Jabhah Ansaruddin ini memiliki kesamaan dengan pernyataan Vilayat Dagestan kepada Syaikh An-Nazhari. Ini tidak mengherankan mengingat ikatan yang kuat antara Jabhah Ansaruddin dengan Imarah Kaukasus.
Vilayat Dagestan adalah provinsi dari Imarah Islam Kaukasus (ICE), kelompok ini merupakan salah satu yang pertama yang secara terbuka menyampaikan pernyataan belasungkawa atas kematian Syaikh An-Nazhari itu.
Dalam pernyataannya, Vilayat Dagestan mengatakan bahwa “Syaikh An-Nazhari meninggalkan kami persis pada saat kami membutuhkan sosok ulama seperti dirinya dan beliau juga berusaha untuk membangun kembali khilafah ala minhajin nubuwwah (sesuai metodologi kenabian). Ini tidak diragukan lagi merupakan referensi terhadap kontroversi seputar “khilafah” yang dideklarasikan oleh IS (ISIS) yang banyak ulama katakan bahwa ianya tidak didirikan sesuai dengan metode Nabi.
Setelah serangan udara koalisi pimpinan salibis AS di Suriah dimulai oada September lalu, Syaikh An-Nazhari dan AQAP berusaha untuk membawa IS bersama-sama dengan kelompok-kelompok jihad lainnya di Suriah untuk membentuk sebuah front bersatu melawan Barat. Upaya ini, seperti yang pernah dicoba sebelumnya, berakhir gagal. Syaikh An-Nazhari juga salah satu dari sepuluh Ulama jihad terkemuka yang merilis surat pada bulan Januari yang mengecam para pembelot dari Vilayat Dagestan.
Jabhah Ansaruddin sendiri memainkan peran sebagai juru damai pada tahun lalu dengan mencoba untuk mengupayakan gencatan senjata antara IS dan Mujahidin Suriah seperti Jabhah Nusrah dan Ahrar Syam.
Jabhah Ansaruddin mengakhiri pernyataan untuk Syaikh An-Nadhari dengan menyampaikan belasungkawa untuk ummat, para mujahidin, dan keluarga Syaikh An-Nazhari.
(aliakram/arrahmah.com)