(Arrahmah.com) – Dinana Naila Izza. Nama yang enak didengar, enak di ucapkan dan lebih enak lagi saat Anda mendengar prestasi tahfidz Qur’annya. Gadis murah senyum yang di Al-Hikmah Bogor maupun di Mafaza akrab dipanggil Izza ini mampu menyelesaikan hafalan 30 juz hanya dalam 39 hari. Allahu Akbar! Luar biasa bukan?
Kami ingat betul saat ia datang ke Al-Hikmah Bogor. Waktu itu sudah maghrib. Ia datang dari Semarang – Jawa Tengah – diajak kedua orangtuanya untuk daftar dan tes ke Super Manzil. Tidak mudah meyakinkan Izza. karena ia seorang peragu dan cenderung pesimis. Izza merasa mustahil bisa menjalani program Super Manzil. Mendengar kisah-kisahnya saja cukup “mengerikan”. Bagi Izza, Super Manzil hanyalah program yang cocok untuk anak-anak super istimewa. Namun tak sulit mengajaknya pindah ke Mafaza, karena ia seorang penurut dan tak pernah berani mengecewakan orangtua.
Keraguan Izza sangat beralasan, sebab riwayat menghafalnya agak “menyedihkan”. Selama enam tahun di SDIT di Semarang ia hanya dapat satu juz. Yakni juz 30. Lanjut tiga tahun di SMPIT, hanya dapat dua juz, 29 dan 28. Selepas SMP ia masuk ke Khusnul Khotimah. Di sini ia belajar selama satu semester, dan hafalannya nambah satu juz. Yakni juz 27.
Saat tes durasi di Al Hikmah ia masuk kategori dua, yakni “disarankan”. Artinya kemampuan menghafalnya masih lemah, namun sangat disarankan untuk mencicipi Super Manzil. Lemah bukan karena ia tak berpotensi. Namun disebabkan belum pernah diberi metode yang tepat.
Meski saat itu ia dinyatakan lulus, namun hatinya belum mantap. Bagi Izza, jangankan sebulan selesai 30 juz, sebulan satu juz pun ia tak yakin.
Di Super Manzil Januari, gadis yang baru masuk usia 15 tahun ini berhasil setor hafalan sebanyak 15 juz, maka koleksi hafalannya jadi 19 juz. Dan keberhasilan ini menyembuhkan sifat ragu dan pesimismenya. Selepas Super Manzil pertamanya, ia sangat konfiden. Kini ia mulai berani membangun mimpi dan menancapkan cita-citanya. Dan semangat merancang program untuk menggapainya. Kami senang, karena program Super Manzil berhasil menghancurkan “mental blok” yang selama ini membelenggunya. Bukankah tujuan utama Super Manzil adalah untuk menghancurkan “mental blok”?
Saat kami mengumumkan Super Manzil Maret, dengan mantap Izza berkata pada ibunya, “Ummi, aku mau daftar ke Super Manzil lagi. Agar hafalanku yang tinggal 11 juz itu selesai dalam sebulan”. Dan MasyaAllah, saat Super Manzil baru berjalan sepekan, ternyata si murah senyum ini sudah menyetorkan tujuh juz. Kami terpana, bagi seorang pemula pencapaian sehebat itu sangat mengagumkan.
“Izza bagaimana caranya kamu menghafal secepat itu?” kami bertanya dengan sepenuh rasa takjub.
“Kan saya sudah berazzam untuk One Day One Juz,” jawabnya ringan. Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan gadis shalehah ini. ODOJ-nya Izza bukan tilawah, tapi hafalan.
Ketika tiba di juz terakhirnya, yakni juz 26. Kami memintanya untuk setor kepada semua musyrifah dan disaksikan segenap santri Mafaza. Ternyata si periang ini menyetorkannya sambil menangis. Demikian pula ibunya, disela tangisnya yang memecahkan suasana yang syahdu ia berkata, “Terima kasih Nak, kamu telah berjuang mendapatkan jubah kebesaran untuk dipakaikan pada Ummi dan Abah di Surga nanti”.
Sumber: Facebook Astri Hamidah
(banan/arrahmah.com)