Berbohong mungkin sudah tabiat, sulit untuk dihilangkan. Begitulah yang dilakukan oleh Kadensus, Brigjen Suud Usman Nasution. Lagi-lagi Kadensus 88 AT ini berbohong kepada Ustadz Abu Jibriel perihal izin membesuk M Jibriel Abdul Rahman. Kapan aparat bisa berlaku jujur kepada ummat ? Berikut kronologis dan isi SMS tersebut.
Kronologis SMS Ijin Membesuk M Jibriel
Awalnya, Irjen Saleh Saaf mengirim SMS ke Ustadz Abu Jibriel, hari Jum’at, 11 September 2009, menjelang Magrib. Isinya sebagai berikut :
Ass.ww.wb. Saudara2ku ada pesan indah dari Ali bin Abi Thalib, “ TAUBAT itu wajib bagi seseorang, tapi lebih wajib lagi baginya untuk meninggalkan dosa. Perjalanan waktu ini sangat mengherankan, tapi LEBIH mengherankan lagi kelalaian manusia terhadap waktu. SEBAB dalam menghadapi musibah itu sulit, tapi hilangnya kesabaran itu lebih sulit lagi akibatnya. Semua yang bisa dicapai itu dekat, tapi KEMATIAN lebih dekat dari semuanya.” Teriring doa dan salam dari Saleh Saaf&Fam.
Kemudian Ustadz Abu Jibriel membalas SMS tersebut :
Allahumma Ya Allah. Di bulan Mu yang suci dan mulia, penuh rahmat dan maghfirah Mu ini, ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Penerima taubat. Salam Abu Muhammad Jibriel dan Keluarga.
Ustadz Abu Jibriel juga mengirimkan balasan SMS ke Saleh Saaf tersebut ke Kadensus, Brigjen Suud Usman dan staf. Kadensus menjawab SMS tersebut dengan singkat, yaitu : Amin!
Tidak lama kemudian, kira-kira berselang beberapa jam, datang SMS dari Kadensus yang sangat mengecewakan Ustadz Abu Jibriel. Berikut isi SMSnya :
“Selamat malam jenderal sesuai permintaan untuk besuk keluarga Jibriel yang disampaikan melalui jenderal…mohon ijin untuk bezuk pertama Jibriel kemungkinan dapat dilaksanakan kamis, 17 September 2009, mulai pukul 17.00 s/d 19.00 waktu dapat saja berubah jika terjadi pengembangan penyidikan atau kepentingan lain. Terima kasih. Penyidik.
Dengan kecewa dan merasa tidak puas, karena selalu merasa dipermainkan, Ustadz Abu Jibriel langsung menelpon Kadensus, yang langsung diterimanya.
Dalam perbincangan tersebut, awalnya penuh dengan basa-basi yang manis, antara lain penyebutan Apa kabar Abangku…panggilan Kadensus kepada Ustadz Abu Jibriel. Ustadz Abu Jibriel menanyakan isi SMS yang seperti itu, bagaimana bisa terjadi. Kadensus menjawab bahwa dia ikut proses di lapangan, karena mereka yang tahu, maka saya minta SMS mengenai tidak bisa dibesuknya pada hari selasa yang akan datang, untuk dikirim ulang ke Ustadz Abu Jibriel. Maka, SMS itu pun saya forward ke Ustadz. Ustadz Abu Jibriel mempertanyakan bukankah bapak telah menjanjikan dengan kalimat pasti minggu depan (hari selasa tanggal 15 September 2009), dan bapak mengingkari, padahal bapak yang berwenang atas semua yang berlaku. Bapak harus jujur terhadap janji dan jangan berbohong, ini bulan Ramadhan pak. Kadensus menjawab nanti akan dirembuk lagi dengan penyidik, apakah bisa dinego atau tidak.
Untuk menjadi ingatan, pada hari selasa yang lalu (8-9-09) saat Ustadz Abu Jibriel gagal membesuk M Jibriel, anaknya, Kadensus sudah mengirim SMS, bahwa M Jibriel bisa ditemui pada hari selasa minggu depan (15-9-09). Berikut isi SMSnya :
Ijin Bapak melaporkan untuk rencana kunjungan keluarga Jibril hari selasa di kepala dua, sementara belum diijinkan, karena masih dibawa penyidik untuk pengembangan, mohon ijin untuk diarahkan minggu depan saja Bapak. Dum…
Isi SMS dari Kadensus ini jelas menjanjikan Ustadz Abu Jibriel dapat menemui anaknya M Jibriel pada hari selasa minggu depan (18-9-09). Namun, teryata janji ini pun hanya sekedar janji untuk dengan segera diingkari, sebagaimana isi SMS terakhir dari Kadensus. Ini tentu sangat mengecewakan.
Akhirnya Ustadz Abu Jibriel mengirim SMS ke Kadensus sebagai berikut :
Assl.wr.wb! Kadensus dan staf setelah saya baca sms yang member ijin besuk M Jibriel hari kamis 17 September yang semestinya hari selasa tanggal 8 september tapi ditunda ke hari selasa berikutnya tanggal 15 September, tiba-tiba sekarang menjadi tanggal 17 September ini berarti kezaliman kadensus kepada kami. Tahanan lain bisa besuk hari senin dan kamis (2 kali seminggu) tapi kami, 17 hari baru diizinkan sekali. Kadensus haruslah adil, jujur dalam bicara jangan bohong dan plin plan. Ini bulan Ramadhan jangan berlaku zalim. Kami akan tuntut bapak dan anggota yang menzalimi kami sampai mahkamah Allah yang penuh PENUH KEADILAN. Apalagi M Jibriel sekarang belum terbukti bersalah. Hati-hati pak jenderal, doa orang teraniaya itu makbul, khususnya di bulan Ramadhan ini.
Semoga doa Ustadz Abu Jibriel dikabulkan Allah SWT. Amien Ya Robbal Alamien…!
Wallahu’alam bis Showab!
(M.Fachry/arrahmah.com)