ROMA (Arrahmah.com) – Meski angkatan udaranya telah menerima 10 unit, secara mengejutkan Italia memberikan peryataan bahwa mereka tidak mau melanjutkan pembelian jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat, lansir Sputnik pada Sabtu (7/7/2018)
Italia tidak akan membeli lebih banyak jet tempur Lockheed Martin Corp F-35 dan sedang meninjau ulang pemesanan sebanyak 90 unit yang sudah dilakukan negara itu, Menteri Pertahanan Elisabetta Trenta menyatakan dalam sebuah wawancara televisi dengan penyiar La 7.
“Kami tidak akan membeli F-35 lagi. Kami sedang menilai apa yang harus dilakukan mengenai kontrak yang sudah ada,” Trenta mengatakan.
Beberapa negara telah menandatangani kontrak untuk pembelian F-35, seperti Turki, Israel, Norwegia, Jepang, Belanda, Inggris dan Australia.
Total biaya program F-35 atas keberadaannya telah mencapai sekitar $ 1 triliun, Kantor Akuntabilitas Pemerintah melaporkan sebelumnya, mengutip perkiraan Pentagon.
F-35 adalah program pembelian Departemen Pertahanan yang paling mahal dan lebih dari $ 200 miliar atas anggaran dan akan memerlukan pendanaan akuisisi sebesar $ 12,7 miliar per tahun, rata-rata, hingga 2038.
Trenta mengakui bahwa membatalkan kontrak itu kemungkinan akan merugikan Italia. Pasalnya, kesepakatan itu memiliki konsekuensi hukuman finansial yang kuat, yang bisa merugikan anggaran Italia.
“Penghentian kontrak dapat berdampak negatif terhadap pekerja Italia yang dipekerjakan dalam produksi,” katanya. Daftar manfaat lain dari kesepakatan itu adalah teknologi dan penelitian.
Italia menjadi satu-satunya negara dengan lini perakitan F-35B di luar AS. Pada Mei 2017, negara ini meluncurkan jet pertama dari proyek bersama NATO tersebut. Namun, jet tempur itu harus dikirim ke pangkalan Angkatan Laut AS di Maryland untuk sertifikasi dan pelatihan awak.
Italia pada mulanya memesan 135 jet tempur F-35 dari AS. Namun, pada tahun 2012, jumlah pesanan dipangkas menjadi 90 unit karena negara itu dengan menghadapi krisis utang.
Pemilihan pada bulan Maret di Italia telah memicu pertengkaran politik yang mendorong pemerintahan baru Lega Nord dan Gerakan Lima Bintang menuju kekuasaan. Fakta bahwa pemerintah baru Italia yang dikuasai partai tersebut yang selalu bertentangan dengan program mahal dari NATO.
Ketika Gerakan Lima Bintang mempresentasikan manifesto pertahanannya pada Mei tahun lalu, politisi Tatiana Basilio, yang kemudian menjadi anggota parlemen, mengatakan bahwa Italia akan meninggalkan program F-35 jika partainya menang.
“14 miliar Euro untuk 90 F-35 terlalu mahal dan kami menempatkan diri di tangan AS,” kata Basilio pada saat itu.
Satu unit pesawat F-35 saat ini menghabiskan anggaran Italia sebesar 51,3 juta Euro. Italia secara keseluruhan akan menghabiskan sekitar 14 miliar Euro untuk program jet tempur F-35.
Sementara itu, program pesawat ini mengalami masalah teknis yang tidak terselesaikan, seperti helm yang salah, kursi pelontar yang tidak berfungsi dan biaya yang terlalu besar. (Althaf/arrahmah.com)