WASHINGTON (Arrahmah.com) – Para pejabat pemerintah AS mengatakan bhwa Al-Qaeda mungkin telah mengirimkan anggotanya yang berkewarganegaraan Amerika atau pria yang membawa dokumen perjalanan ke AS untuk melancarkan serangan di Washington atau New York bertepatan dengan peringatan yang menandai perayaan 10 tahun serangan 9/11.
Seorang pejabat AS mengatakan al-Qaeda mengirim tiga pria, setidaknya dua di antaranya warga AS, untuk meledakkan bom mobil di salah satu kota. Untuk membuktikan misi tersebut, para penyerang telah diberitahu cukup hanya menyebabkan kerusakan sebanyak yang mereka bisa.
Seorang informan CIA yang dinilai ‘handal’ di masa lalu mendekati pejabat intelijen luar negeri untuk mengatakan bahwa laki-laki telah diperintahkan oleh pemimpin baru Al-Qaeda Syeikh Ayman al-Zawahri untuk menandai peringatan 10 tahun serangan 9/11 pada Ahad dengan memberikan kerugian pada bangsa AS.
Keterangan rahasia tersebut mengklaim calon penyerang adalah keturunan Arab dan bisa berbicara bahasa Arab serta bahasa Inggris. Pejabat kontra’terorisme’ sedang mencari nama-nama tertentu yang berkaitan dengan ancaman tersebut, tapi tidak jelas apakah nama-nama itu nyata atau palsu.
Pihak keamanan AS telah bekerja sepanjang waktu untuk menentukan apakah ancaman itu akurat, tapi sejauh ini mereka mengklaim bahwa laporan tersebut benar.
Sementara itu, keamanan tambahan disiagakan untuk melindungi orang-orang di dua kota tempat serangan pesawat jet yang menewaskan hampir 3.000 orang di World Trade Center dan Pentagon satu dekade lalu. Hal tersebut merupakan serangan terburuk dalam sejarah AS.
Tak gentar dengan pembicaraan tentang ancaman teror baru, warga New York dan Washington harus menghadapi para polisi bersenjata dengan senapan serbu dan menunggu dengan penuh kesabaran di pos pemeriksaan keamanan pada Jumat (9/9).
Aparat keamanan, Eric Martinez mengenakan pin yang menggambarkan menara kembar pada jasnya sambil berpatroli di Manhattan di mana ia juga bekerja 10 tahun lalu ketika menara tersebut diserang.
Walikota Michael Bloomberg, juga menyiagakan sejumlah aparat di titik kereta bawah tanah ke City Hall.
Sebelumnya, pada Jumat (9/9) pagi, Presiden Barack Obama memerintahkan tim keamanan untuk melakukan “semua tindakan pencegahan yang diperlukan,” kata Gedung Putih. Obama masih berencana untuk pergi ke New York pada hari Ahad (11/0) untuk menghadiri acara peringatan serangan 9/11 di Pentagon dan Shanksville.
Pemerintah AS mengklaim telah lama mengetahui bahwa aka nada ancaman terror saat perayaan 10 tahun peristiwa 9/11 dan saat-saat tanggal unik Amerika lainnya sebagai kesempatan untuk menyerang. Para pejabat juga khawatir bahwa ada kemungkinan peringatan tersebut sebagai kesempatan untuk membalaskan dendam syahidnya Syeikh Usamah bin Laden.
Sementara itu, Inggris memperingatkan warganya yang bepergian ke AS bahwa ada potensi serangan teror baru yang dapat terjadi di “tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh ekspatriat dan wisatawan asing.”
Menanggapi hal tersbeut departemen keamanan di seluruh negeri telah meningkatkan keamanan di bandara, pembangkit nuklir, stasiun kereta api dan lebih ketat lagi dalam minggu-minggu menjelang 11 September.
Ancaman terbaru yang dicurigai menargetkan New York atau Washington, memicu penyiagaan keamanan lebih besar di kota-kota. Kedutaan besar AS dan konsulatnya di luar negeri juga mendorong kewaspadaan mereka dalam peringatan 9/11.
Di Penn Station di New York, polisi membawa senapan serbu dan memakai helm dan rompi anti peluru saat mereka menyaksikan kerumunan penumpang. Polisi menggeledah tas penumpang saat mereka memasuki kereta bawah tanah.
Di Washington, Kepala Polisi Cathy Lanier memperingatkan bahwa mobil tanpa pengawasan yang diparkir di lokasi yang mencurigakan atau bangunan penting dekat dan struktur akan diderek.
Sementara itu, di Shanksville, Pennsylvania, US Wakil Presiden Joe Biden dan mantan Presiden George Bush (Laknatullah) dan Bill Clinton hadir pada upacara menghormati para penumpang dan awak Penerbangan 93, yang jatuh di lapangan setelah dibajak pada 11 September 2001.
Keamanan ketat saat upacara peringatan, dan US Federal Aviation Administration menyatakan zona larangan terbang sampai 5.500 m di atas situs, yaitu sekitar 200km barat Washington, DC, pada Ahad saat upacara selanjutnya akan diadakan. (rasularasy/arrahmah.com)