TUNIS (Arrahmah.com) – Istri dan putri pemimpin diktator Libya, Muammar Gaddafi, menyeberang perbatasan ke Tunisia beberapa hari yang lalu, satu sumber keamanan Tunisia menyatakan kepada Reuters pada hari Rabu (18/5/2011).
Istri Gaddafi, Safia Firkash, dan putrinya, Aisyah, tiba di Tunisia bersama dengan seorang delegasi Libya pada tanggal 14 Mei di pulau Djerba di selatan, kata sumber itu.
“Diperkirakan bahwa mereka akan meninggalkan Tunisia kemarin namun mereka masih di Djerba hingga saat ini,” tambah sumber.
Pejabat Libya di Tripoli masih enggan berkomentar mengenai hal ini.
Pada saat yang sama, rezim Libya terus didesak oleh peringatan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Jika rezim tidak berhenti melakukan kejahatan terhadap rakyat mereka, maka mereka akan diseret ke meja hijau, lansir AFP.
Rezim Muammar Gaddafi menerima surat peringatan dari Luis Moreno-Oacampo, salah satu jaksa di ICC melalui surat yang dikirim kepada Menteri Luar Negeri Libya, Abdelati Obeidi, yang isinya merupakan seruan untuk tidak menutup-nutupi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Gaddafi beserta rezimnya.
Sementara, juru bicara pemerintah Libya, Mussa Ibrahim, menolak tuduhan ICC. Ibrahim mengatakan pengadilan tidak memiliki alibi pembenaran apapun untuk menjerat Tripoli. Ia pun menyangkal bahwa rezim Gaddai memerintahkan pembunuhan warga sipil.
Ribuan orang tewas dalam bentrokan antara rakyat yang menentang rezim dan loyalis Gaddafi. Konflik ini memaksa 750.000 penduduk Libya mengungsi dari tempat tinggalnya, menurut data dari ICC dan PBB. (althaf/arrahmah.com)