Oleh: Abdullah Mahmud
(Arrahmah.com) – Setiap permulaan akan berujung pada penutupan. Begitulah Ramadhan, akan berakhir dengan Idul Fitri. Yang awalnya perintah beribadah puasa dan berakhir haram puasa dan wajib bersenang-senang pada saat Idul Fitri. Hanya bagaimana api semangat beribadah Ramadhan tidak padam, justru terus menyala menerangi perjalanan sebelas bulan ke depan sampai ketemu Ramadhan berikutnya. Itulah istiqamah dalam ketaatan sesudah Ramadhan menjaga komitmen menjadi hamba Allah perintah dijalankan dan larangan ditinggalkan.
Nabi ﷺ dan para sahabat sedih ditinggal Ramadhan bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan itu. Dengan berakhirnya puasa Ramadhan, para sahabat terus memanjatkan doa selama 6 bulan agar amal mereka diterima Allah, kemudian berdoa agar ditemukan dengan Ramadhan berikutnya.
Sahabat Muawiyah Ats-Tsaqafi meminta kepada Rasulullah ﷺ nasihat agar menjadi panduan hidup, beliau bersabda:
«قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ ، ثُمَّ اسْتَقِمْ».
“Katakan: ‘Aku beriman pada Allah’, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Pendek, tapi padat dan berjangka panjang. Karena istiqamah itu kata kunci sukses di dunia tanpa beban yang berarti karena merasa aman dan di akhirat dijamin surga,
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. (QS. Al-Ahqaf, 46: 13)
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (30) نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ (31)
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. (QS. Fushshilat, 41: 30-31)
Roadmap apa yang kita persiapkan untuk mengisi kegiatan setelah Ramadhan?
Pertama, terus menjaga hubungan dengan Allah (hablum minallah) dengan menempa dan mengawal keimanan agar bertambah dengan ketaatan; shalat, doa, dzikir, baca Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Kedua, terus mendalami ilmu agama Islam terutama; ilmu tauhid, penguasaan Al-Qur’an dan Assunnah, mengkaji fiqih, meningkatkan penghayatan akhlaq dan menguasai ilmu-ilmu humaniora.
Ketiga, mengikuti jejak perjuangan Nabi ﷺ; membangun kepribadian islami yang tangguh, membangun keluarga harmonis yang produktif, membangun jaringan dakwah yang efektif, menyiapkan kader-kader yang handal dan membawa ummat menuju kejayaan Islam.
Keempat, meningkatkan kemampuan ekonomi sebagai logistik perjuangan agar melaju tanpa hambatan.
Kelima, membangun civil society sebagai jejaring ummat baik keorganisasian, media massa dan relawan-relawan sosial sekaligus sebagai dukungan dan kontrol sosial.
Keenam, politik society sebagai lokomotif untuk membawa gerbong ummat ke arah baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
Misi besar ini bila kita bisa realisasikan, berarti nilai puasa Ramadhan kita bernilai tinggi di sisi Allah. Kita diajarkan untuk terus berprestasi baik sebagai individu, keluarga, masyarakat dan bangsa,
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Asy-Syarh, 94: 7-8)
Karena tanda suatu kebaikan diterima Allah maka akan melahirkan kebaikan berikutnya,
وَالَّذِيْنَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَّاٰتٰىهُمْ تَقْوٰىهُمْ
Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan mereka. (QS. Muhammad, 47: 17)
Ayo kita mengukir prestasi perjuangan Islam meskipun hanya jadi satu batu bata buat bangunan kejayaan peradaban Islam. Wallahul Musta’an.